Kamis, Februari 09, 2012

Kehidupan Ditemukan di Ventilasi Hidrotermal yang Mati

Para ilmuan di USC telah mengungkap bukti kalau bahkan ketika ventilasi laut hidrotermal telah mati dan hangat mereka berubah menjadi dingin beku, kehidupan tetap berjalan.
Atau, ia malah digantikan.
Sebuah tim dipimpin ahli mikrobiologi USC, Katrina Edwards, menemukan kalau mikroba yang hidup di metana dan belerang cair panas yang disemburkan oleh ventilasi hidrotermal aktif sebenarnya dipasok oleh, ketika ventilasi tersebut mendingin, mikroba yang memakan besi dan belerang padat yang menyusun ventilasi tersebut.
Temuan ini – berdasarkan sampel yang dikumpulkan untuk Edwards oleh kapal selam laut dalam AL AS Alvin (terkenal atas eksplorasinya pada Titanic tahun 1986) – memberikan contoh langka suksesi ekologis mikroba.
Temuan ini diterbitkan dalam sebuah artikel mBio yang dikarang oleh Edwards, peneliti pasca doctoral USC Jason Sylvan dan Brandy Toner dari Universitas Minnesota.
 Suksesi ekologi adalah fenomena biologi dimana satu bentuk kehidupan menggantikan yang lain ketika kondisi di suatu wilayah berubah – fenomena yang ditemukan pada tanaman dan hewan.
Sebagai contoh, setelah sebuah kebakaran hutan, berbagai spesies pohon menggantikan spesies yang tua yang ada di situ selama berpuluh tahun.
Para ilmuan telah lama tahu kalau ventilasi aktif memberikan panas dan nutrisi yang dibutuhkan untuk kehidupan mikroba. Namun ventilasi mati – tidak memiliki aliran air panas kaya nutrisi – diduga tidak memiliki kehidupan.
Ventilasi hidrotermal terbentuk di lantai samudera dengan gerakan lempeng tektonis. Dimana lantai laut menjadi tipis, magma panas di bawah permukaan membentuk retakan yang memanaskan air secara geothermal – mencapai suhu lebih dari 400 derajat Celsius.
Setelah waktu singkat secara geologis dari ventilasi aktif ke samudera, lantai laut yangsama menyebar sehingga membuatnya menjauh dari titik panas, dan ventilasi akhirnya mendingin dan mati.
“Ventilasi hidrotermal sangat ephemeral di alam,” kata Edwards, professor ilmu biologi di Kampus Sastra, Seni, dan Sains USC Dornsife.
Komunitas mikroba di ventilasi lantai laut telah dipelajari sejak ventilasi tersebut ditemukan di akhir tahun 1970an. Hingga sekarang, sedikit perhatian diberikan pada mereka ketika mereka berhenti menghangatkan.
Sylvan mengatakan ia akan mengambil sampel ventilasi dari berbagai umur untuk membuat katalog bagaimana suksesi dari satu populasi mikroba ke lainnya terjadi.
Edwards, yang saat ini kembali dari ekspedisi dua bulannya untuk mengumpulkan sampel mikroba jauh di bawah lantai samudera, mengatakan kalau langkah selanjutnya adalah melihat apakah suksesi ekologi dicerminkan dalam mikroba yang ada di bawah permukaan batuan.
“Hal selanjutnya adalah melihat ke bawah tanah,” katanya.
Penelitian ini didanai oleh Yayasan WM Keck, Yayasan Gordon dan Betty Moore, Dewan Penelitian Nasional AS, dan program pasca doctoral NASA.


Sumber berita:
Referensi jurnal:
Jason B. Sylvana, Brandy M. Tonerb, and Katrina J. Edwardsa. Life and Death of Deep-Sea Vents: Bacterial Diversity and Ecosystem Succession on Inactive Hydrothermal Sulfides. mBio, 2012 DOI:10.1128/?mBio.00279-11


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini