Para ilmuan di USC telah mengungkap bukti kalau bahkan ketika ventilasi
laut hidrotermal telah mati dan hangat mereka berubah menjadi dingin
beku, kehidupan tetap berjalan.
Atau, ia malah digantikan.
Sebuah tim dipimpin ahli
mikrobiologi USC, Katrina Edwards, menemukan kalau mikroba yang hidup di
metana dan belerang cair panas yang disemburkan oleh ventilasi
hidrotermal aktif sebenarnya dipasok oleh, ketika ventilasi tersebut
mendingin, mikroba yang memakan besi dan belerang padat yang menyusun
ventilasi tersebut.
Temuan ini – berdasarkan sampel yang
dikumpulkan untuk Edwards oleh kapal selam laut dalam AL AS Alvin
(terkenal atas eksplorasinya pada Titanic tahun 1986) – memberikan
contoh langka suksesi ekologis mikroba.
Temuan ini diterbitkan dalam sebuah artikel mBio yang dikarang oleh Edwards, peneliti pasca doctoral USC Jason Sylvan dan Brandy Toner dari Universitas Minnesota.
Suksesi ekologi adalah fenomena biologi dimana
satu bentuk kehidupan menggantikan yang lain ketika kondisi di suatu
wilayah berubah – fenomena yang ditemukan pada tanaman dan hewan.
Sebagai
contoh, setelah sebuah kebakaran hutan, berbagai spesies pohon
menggantikan spesies yang tua yang ada di situ selama berpuluh tahun.
Para
ilmuan telah lama tahu kalau ventilasi aktif memberikan panas dan
nutrisi yang dibutuhkan untuk kehidupan mikroba. Namun ventilasi mati –
tidak memiliki aliran air panas kaya nutrisi – diduga tidak memiliki
kehidupan.
Ventilasi hidrotermal terbentuk di lantai samudera
dengan gerakan lempeng tektonis. Dimana lantai laut menjadi tipis, magma
panas di bawah permukaan membentuk retakan yang memanaskan air secara
geothermal – mencapai suhu lebih dari 400 derajat Celsius.
Setelah
waktu singkat secara geologis dari ventilasi aktif ke samudera, lantai
laut yangsama menyebar sehingga membuatnya menjauh dari titik panas, dan
ventilasi akhirnya mendingin dan mati.
“Ventilasi hidrotermal
sangat ephemeral di alam,” kata Edwards, professor ilmu biologi di
Kampus Sastra, Seni, dan Sains USC Dornsife.
Komunitas mikroba di
ventilasi lantai laut telah dipelajari sejak ventilasi tersebut
ditemukan di akhir tahun 1970an. Hingga sekarang, sedikit perhatian
diberikan pada mereka ketika mereka berhenti menghangatkan.
Sylvan
mengatakan ia akan mengambil sampel ventilasi dari berbagai umur untuk
membuat katalog bagaimana suksesi dari satu populasi mikroba ke lainnya
terjadi.
Edwards, yang saat ini kembali dari ekspedisi dua
bulannya untuk mengumpulkan sampel mikroba jauh di bawah lantai
samudera, mengatakan kalau langkah selanjutnya adalah melihat apakah
suksesi ekologi dicerminkan dalam mikroba yang ada di bawah permukaan
batuan.
“Hal selanjutnya adalah melihat ke bawah tanah,” katanya.
Penelitian
ini didanai oleh Yayasan WM Keck, Yayasan Gordon dan Betty Moore, Dewan
Penelitian Nasional AS, dan program pasca doctoral NASA.
Sumber berita:
Referensi jurnal:
Jason B. Sylvana, Brandy M. Tonerb, and Katrina J. Edwardsa. Life and Death of Deep-Sea Vents: Bacterial Diversity and Ecosystem Succession on Inactive Hydrothermal Sulfides. mBio, 2012 DOI:10.1128/?mBio.00279-11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini