"Kami tahu dari pemeriksaan langsung, serta citra satelit, bahwa olivin 
ada di dalam bebatuan Mars. Dan kini kami tahu bahwa olivin dapat 
menopang kehidupan mikroba."
Sebuah tim ilmuwan dari Oregon telah menemukan mikroba dari es dalam 
tabung lava di Pegunungan Cascade dan menemukan bahwa mereka berkembang 
dalam dingin, kondisi-kondisi yang mirip dengan kondisi di planet Mars. 
Mikroba ini mentolerir suhu yang mendekati titik beku dan rendah 
oksigen, dan mereka dapat bertumbuh tanpa adanya makanan organik. Dalam 
kondisi metabolisme yang didorong oleh oksidasi besi dari olivin, 
mineral vulkanik yang umum ditemukan di dalam bebatuan tabung lava. 
Faktor-faktor tersebut membuat mikroba ini mampu hidup di bawah 
permukaan Mars dan planet-planet lainnya, kata para ilmuwan.
Temuan
 ini, yang didukung pendanaan dari National Aeronautics and Space 
Administration (NASA), secara rinci dijelaskan dalam jurnal Astrobiology.
“Mikroba
 ini berasal dari salah satu genera bakteri yang paling umum di Bumi,” 
kata Amy Smith, seorang mahasiswi doktoral di Oregon State University 
dan salah satu penulis penelitian. “Anda dapat menemukan 
sepupu-sepupunya di gua-gua, pada kulit Anda, di dasar laut dan hampir 
di semua tempat. Apa yang berbeda, dalam hal ini, adalah kualitas yang 
unik yang memungkinkannya bertumbuh dalam kondisi seperti yang ada di 
Mars.”
Di laboratorium pada suhu kamar dan dengan kadar oksigen 
yang normal, para ilmuwan menunjukkan bahwa mikroba ini dapat 
mengkonsumsi bahan organik (gula). Namun ketika para peneliti 
menyingkirkan bahan organik itu, mengurangi suhu hingga mendekati titik 
beku, dan menurunkan kadar oksigen, mikroba ini mulai menggunakan besi 
di dalam olivin – bahan silikat yang umum ditemukan di batuan vulkanik 
di Bumi dan di Mars – sebagai sumber energi.
“Reaksi yang 
melibatkan mineral umum dari bebatuan vulkanik ini belum pernah 
didokumentasikan sebelumnya,” kata Martin Fisk, seorang profesor di 
College of Earth, Ocean, and Atmospheric Sciences OSU. “Pada bebatuan 
vulkanik yang secara langsung terkena udara dan pada suhu yang hangat, 
oksigen di atmosfer mengoksidasi besi sebelum mikroba dapat 
menggunakannya. Namun dalam tabung lava, di mana bakteri diselimuti es 
sehingga terlindung dari atmosfer, mereka bersaing dengan oksigen untuk 
memperoleh besi.
“Dengan meniru kondisi tersebut, kami bisa membuat mikroba itu mengulangi perilaku tersebut di dalam laboratorium,” tambah Fisk.

Amy
 Smith dan Radu Popa mengumpulkan sampel es dengan kepingan basal 
mengandung olivin dari tabung lava di Pegunungan Cascade Oregon. 
(Kredit: Jane Boone)
Mikroba ini dikumpulkan dari tabung 
lava di dekat Kawah Newberry di Pegunungan Cascades Oregon, pada 
ketinggian sekitar 5.000 kaki. Mereka berada dalam es di bebatuan 
sekitar 100 meter di dalam tabung lava, dalam lingkungan rendah oksigen,
 mendekati titik-beku. Para ilmuwan, termasuk Fisk, mengatakan bahwa di 
bawah permukaan Mars bisa memiliki kondisi yang sama dan bisa menjadi 
pelabuhan bakteri.
Bahkan, Fisk pernah memeriksa meteorit yang 
berasal dari Mars, yang berisi jejak-jejak – yang mungkin menunjukkan 
konsumsi oleh mikroba – meskipun tidak ada material hidup yang 
ditemukan. Jejak serupa ditemukan pada bebatuan tabung lava Kawah 
Newberry, katanya.
“Kondisi dalam tabung lava tidak sekeras di 
Mars,” kata Fisk. “Di Mars, suhu jarang mencapai ke titik beku, tingkat 
oksigen yang rendah dan pada permukaannya, zat cair tidak hadir. Namun 
air dihipotesis ada di bawah permukaan Mars dan bersuhu lebih hangat. 
Meskipun studi ini tidak persis meniru apa yang akan Anda temukan di 
Mars, hal ini menunjukkan bahwa bakteri dapat hidup dalam kondisi 
serupa.
“Kami tahu dari pemeriksaan langsung, serta citra satelit,
 bahwa olivin ada di dalam bebatuan Mars,” tambah Fisk. “Dan kini kami 
tahu bahwa olivin dapat menopang kehidupan mikroba.”
Gagasan untuk
 menjelajahi tabung lava berasal dari Radu Popa, seorang asisten 
profesor di Portland State University. Popa pernah mengeksplorasi 
gua-gua di tempat asalnya, Rumania, dan telah terbiasa dengan kondisi 
lingkungan tersebut. Karena tabung lava merupakan lingkungan yang 
terlindung dan ada pada Bumi maupun Mars, Popa mengusulkan gagasan untuk
 mempelajari mikroba pada lingkungan tersebut untuk melihat apakah 
kehidupan bisa ada di Planet Merah.
“Ketika suhu dan tekanan 
atmosfer di Mars lebih tinggi, sebagaimana pernah terjadi di masa lalu, 
ekosistem-ekosistem berbasis jenis bakteri ini bisa berkembang,” kata 
Popa. “Tanda-tanda yang ditinggalkan oleh bakteri seperti pada permukaan
 mineral dapat digunakan oleh para ilmuwan sebagai alat untuk 
menganalisis apakah kehidupan pernah ada di Mars.”
Kredit: Oregon State University
Jurnal: Radu Popa, Amy R. Smith, Rodica Popa, Jane Boone, Martin Fisk. Olivine-Respiring Bacteria Isolated from the Rock-Ice Interface in a Lava-Tube Cave, a Mars Analog Environment. Astrobiology, 2011; 111214063927003 DOI: 10.1089/ast.2011.0639
Jurnal: Radu Popa, Amy R. Smith, Rodica Popa, Jane Boone, Martin Fisk. Olivine-Respiring Bacteria Isolated from the Rock-Ice Interface in a Lava-Tube Cave, a Mars Analog Environment. Astrobiology, 2011; 111214063927003 DOI: 10.1089/ast.2011.0639
salam sahabat
BalasHapuspenemuan yang luar biasa yach,dunia makin canggih dan aneh aneh pun bisa dideteksi dengan mudah
ternyata ada ya gan, berarti di mars ada kehidupan ya
BalasHapus