Rabu, November 23, 2011

Waktu dan Laju Kepunahan Paling Ekstrim di Bumi diketahui

Diketahui dengan baik kalau kepunahan massal paling parah di Bumi terjadi sekitar 250 juta tahun lalu. Apa yang tidak diketahui adalah waktunya yang pasti kapan kepunahan itu terjadi. Sebuah tim peneliti dari Amerika Utara dan China telah menerbitkan sebuah makalah dalam jurnal Science yang secara eksplisit memberikan waktu dan laju kepunahan.
“Ini adalah makalah pertama yang memberikan laju kepunahan massal masif tersebut,” kata   Dr. Charles Henderson, professor jurusan geosains di Universitas Calgary dan salah satu pengarang:  Calibrating the end-Permian mass extinction. “Informasi kita menyempitkan kemungkinan apa yang memicu kepunahan massal dan mekanisme pembunuh potensial yang bertepatan dengan waktu tersebut.”
 Sekitar 95 persen kehidupan laut dan 70 persen kehidupan darat menjadi punah pada apa yang disebut akhir Permian, sebuah waktu ketika benua-benua masih berupa satu massa daratan yang disebut Pangea. Lingkungannya mulai dari padang pasir hingga hutan lebat. Vertebrata berkaki empat menjadi beraneka ragam dan diantaranya adalah amfibi dan reptil primitif dan sebuah kelompok yang suatu saat nanti menjadi mamalia.
 Lewat analisis berbagai tipe teknik pewaktuan pada potongan endapan yang lestari dengan baik dari China selatan hingga Tibet, para peneliti menentukan kalau kepunahan massal ini berpuncak sekitar 252,28 juta tahun lalu dan berlangsung kurang dari 200 ribu tahun, dengan sebagian besar kepunahan berlangsung sekitar 20 ribu tahun.
 “Waktu ini penting karena memungkinkan kita memahami perubahan fisika dan biologis yang terjadi,” kata Henderson. “Kami tidak membahas perubahan iklim modern, namun jelas pemanasan global adalah masalah keanekaragaman hayati saat ini. Catatan geologis memberi tahu kita kalau ‘perubahan’ terjadi sepanjang waktu, dan dari peristiwa kepunahan ini kehidupanpun pulih.” Ada perdebatan mengenai apakah kematian kehidupan laut dan darat itu sekaligus, dan juga bagaimana mekanisme kepunahannya, yang dapat mencakup pemanasan global cepat, hiperkapnia (kondisi dimana terlalu banyak karbon dioksida dalam aliran darah), kekeringan benua, dan kebakaran hutan masif. Kesimpulan studi ini mengatakan kalau kepunahan sebagian besar kehidupan darat dan laut terjadi bersamaan. Dan pemicunya, seperti ditemukan oleh para peneliti ini dan beberapa sebelumnya, adalah pelepasan masif karbon dioksida dari aliran vulkanis yang dikenal dengan nama jebakan Siberia, yang sekarang ditemukan di Rusia utara.
Penelitian konodon oleh Henderson diintegrasikan dengan data lain untuk memastikan temuan penelitian. Konodon adalah mahluk punah berbadan lembut mirip belut dengan banyak gigi kecil yang menyediakan informasi kritis mengenai endapan hidrokarbon pada kepunahan global.

Sumber berita:
Referensi jurnal:
Shu-Zhong Shen, James L. Crowley, Yue Wang, Samuel A. Bowring, Douglas H. Erwin, Peter M. Sadler, Chang-Qun Cao, Daniel H. Rothman, Charles M. Henderson, Jahandar Ramezani, Hua Zhang, Yanan Shen, Xiang-Dong Wang, Wei Wang, Lin Mu, Wen-Zhong Li, Yue-Gang Tang, Xiao-Lei Liu, Lu-Jun Liu, Yong Zeng, Yao-Fa Jiang, Yu-Gan Jin. Calibrating the End-Permian Mass Extinction. Science, 2011; DOI: 10.1126/science.1213454


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini