Sebuah studi terbaru mengenai tanaman yang direproduksi dengan cara kloning menunjukkan mengapa tanaman klon tidak identik.
Para ilmuan telah mengetahui sementara
waktu kalau organisme klonal (regeneran) tidak selalu identik; sifat dan
karakteristik yang teramati dapat beragam, dan variasi ini dapat
diwariskan pada generasi selanjutnya. Hal ini berbeda dengan fakta kalau
mereka diturunkan dari sel awal yang identik secara genetik.
Sekarang,
sebuah tim dari Universitas Oxford, Inggris, dan Universitas Sains dan
Teknologi Raja Abdullah, Arab Saudi, percaya kalau mereka telah
menemukan mengapa hal ini terjadi pada tanaman: genom tanaman regeneran
membawa frekuensi mutasi barisan DNA baru relatif tinggi yang tidak ada pada genom tanaman donor. Tim ini melaporkan temuan mereka dalam jurnal Current Biology.
‘Siapapun
yang pernah memotong tubuh tanaman induk lalu menumbuhkan tanaman baru
dari bagian tubuh kecil ini sesungguhnya memanfaatkan kemampuan
organisme tersebut untuk meregenerasi dirinya sendiri,’ kata Professor
Nicholas Harberd dari Jurusan Ilmu Tanaman Universitas Oxford, penulis
perdana makalah tersebut. ‘Namun kadang tanaman hasil regenerasi ini
tidak identik, bahkan bila ia datang dari induk yang sama. Penelitian
kami mengungkapkan penyebab variasi tampak ini.’
Dengan
menggunakan teknik-teknik pembarisan DNA yang dapat menyandi genom
lengkap sebuah organisme dalam satu tahap (yang disebut ‘pembarisan
seluruh genom’) para peneliti menganalisis klon-klon dari tanaman bunga
kecil ‘thalecress’ (Arabidopsis). Mereka menemukan kalau
variasi yang teramati dalam tanaman regeran secara mendasar disebabkan
oleh frekuensi tinggi mutasi dalam barisan DNA regeneran ini, mutasi
yang tidak terkandung dalam genom tanaman induk.
‘Dari
mana datangnya mutasi baru ini sesungguhnya masih berupa misteri,’ kata
Professor Harberd. ‘Ia mungkin muncul saat proses regenerasi itu
sendiri atau pada saat pembelahan sel pada tanaman donor yang
memunculkan sel akar dimana tanaman regeneran terbentuk. Kami berencana
melakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan mana dari kedua proses
ini yang bertanggung jawab atas mutasi ini. Apa yang dapat kami katakan
adalah alam telah secara aman menggunakan apa yang anda bisa sebut
proses ‘kloning’ pada tanaman selama jutaan tahun, dan pasti ada alasan evolusi yang baik mengapa mutasi ini muncul.’
Hasil
baru ini mengungkapkan kalau variasi pada klon tanaman dapat memiliki
penyebab berbeda dari variasi pada klon hewan – dimana diyakini kalau
efek faktor-faktor lingkungan pada bagaimana gen hewan terekspresi lebih
penting dan tidak memiliki frekuensi mutasi yang sama tinggi dengan
yang diamati pada tanaman.
Professor
Harberd mengatakan: ‘Sementara hasil kami menyorot kalau tanaman dan
hewan kloning sangat berbeda, ia memberi kita petunjuk mengenai
bagaimana sel bakteri dan kanker mereplikasi dirinya, dan bagaimana
mutasi muncul dalam proses-proses ini yang, pada akhirnya, berpengaruh
pada kesehatan manusia.’
Sumber berita:
Referensi jurnal :
Caifu
Jiang, Aziz Mithani, Xiangchao Gan, Eric J. Belfield, John P. Klingler,
Jian-Kang Zhu, Jiannis Ragoussis, Richard Mott, Nicholas P. Harberd. Regenerant Arabidopsis Lineages Display a Distinct Genome-Wide Spectrum of Mutations Conferring Variant Phenotypes. Current Biology, 2011; DOI: 10.1016/j.cub.2011.07.002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini