Kemunculan sel eukariotik adalah sebuah hal penting dalam evolusi
kehidupan. Eukariota berbeda dari prokariota dalam sejumlah hal.
Perbedaan utamanya adalah mereka mengandung sistem selaput dalam yang
ekstensif yang menyelubungi inti dan memperjelas organel, dan
kompartementalisasi ini memerlukan sejumlah inovasi eukariotik yang
unik. Inti sel dan asal usulnya berkaitan erat dengan asal usul
eukariota karena inti sel selalu ada dalam semua sel eukariota, dan
hanya pada eukariota saja. Faktanya, ia merupakan karakteristik penentu
dari nama eukariota itu sendiri. Eu artinya sejati dan kariota berarti
bijih.
Kemampuan ekuariota dan prokariota
untuk mentransfer gen sudah cukup dipahami. Sejumlah gen pada awalnya
berada di genom mitokondria dan kloroplas telah dikirim dan sekarang
tersandi di dalam inti sel. Karenanya tidak semua gen inti merupakan
indikasi kepurbaan gen inti, dan bahkan mekanisme pembentukan inti sel
sendiri belum diketahui.
Beberapa teori ada untuk menjelaskan asal usul inti sel. Sebagian besar ilmuan masih percaya dengan hipotesis kariogenik atau teori autogen.
Dalam teori ini, inti sel dan selaput penyelubungnya secara bertahap
terbentuk lewat proses pengumpulan yang masih misterius. Teori lawannya,
hipotesis endokariotik atau teori fusi,
masih kurang terkenal. Teori ini berdasarkan gagasan kalau inti sel,
seperti organel eukariotik lainnya yang terselubung dalam selaput ganda
(kloroplas dan mitokondria), berasal dari penangkapan bakteri penelan.
Proposal ini sederhana dan berpotensi menjelaskan semua asal usul
organel dengan selaput ganda dalam satu mekanisme bukannya dua mekanisme
(satu untuk mitokondria dan kloroplas dan satunya lagi untuk inti sel).
Hingga sekarang ada sedikit data yang mendukung baik teori autogen
ataupun teori fusi.
Teori
fusi sebagai asal usul eukariotik memperoleh dukungan yang semakin
banyak dari data molekul. Teori ini diajukan sejalan dengan ketidak
sesuaian dalam rekonstruksi pohon silsilah evolusi
dari berbagai tipe data. Proposal chimera pertama dimotivasi oleh
ketidak sesuaian antara distribusi lemak selaput (ester pada eubakteria
dan eukariota, versus pada halobakteria, metanogen, dan eosit), dan
struktur ribosom (ada pada eosit dan eukariota namun tidak ada pada
eubakteria, halobakteria, dan metanogen). Dipengaruhi oleh data ini, dan
juga oleh pengamatan sebelumnya kalau inti sel diselubungi oleh selaput
ganda, diajukan kalau sebuah eukariota hasil fusi dapat diperoleh
dengan penelanan satu prokariota oleh prokariota lainnya.
Jelas
ada bukti kalau asal usul eukariota itu rumit dan mungkin melibatkan
setidaknya dua anteseden prokariotik, sejenis eubakteri mirip E.coli dan
sejenis eosit pemetabolis belerang hipertermofilik, dan prosesnya dapat
lebih rumit lagi. Tampak kalau gen individual tidak lagi cocok untuk
menjelaskan proses ini dan yang dibutuhkan adalah mengikuti pewarisan
genom, khususnya pada kelas-kelas gen yang mungkin diwariskan secara
berkelompok. Karenanya, studi seluruh genom dibutuhkan untuk memahami
proses ini secara komprehensif.
Sumber
Lake,
J.A., Jain, R., Moore, J.E., and Rivera, M.C. (2003). Hyperthermophilic
and Mesophilic Origins of the Eukaryotic Genome. Dalam Thermophiles:
The Keys to Molecular Evolution and the Origin of Life? Edited by
Juergen Wiegel and Michael W.W.Adams. Hal. 147-162
Referensi lanjut: http://www.faktailmiah.com/2011/08/28/asal-usul-sel-eukariotik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini