Evolusi
biasanya dianggap sebagai proses yang sangat lambat, sesuatu yang
terjadi selama beberapa generasi, berkat mutasi adaptif. Tapi perubahan
lingkungan yang disebabkan berbagai hal seperti perubahan iklim,
perusakan habitat, polusi, dan lain-lain terjadi begitu cepat. Hanya ada
dua pilihan bagi spesies dari semua jenis: baik beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan ataupun menjadi punah.
Maka, menurut profesor biologi McGill,
Andrew Gonzalez, muncul pertanyaan, “Bisakah evolusi terjadi cukup
cepat untuk membantu spesies bertahan hidup?” Jawabannya, menurut
penelitian terbaru, yang dipublikasikan dalam Science, adalah ya.
Dengan
menggunakan robot berlengan panjang yang bekerja selama beberapa bulan,
Profesor McGill, Graham Bell dan Gonzalez, mampu melacak nasib lebih
dari 2000 populasi ragi roti pada beberapa generasi. Ragi dipilih untuk
percobaan karena banyak yang diketahui tentang susunan genetiknya dan
karena bisa bereproduksi dalam hitungan jam. Bell dan Gonzalez
menggunakan robot untuk mengirim berbagai tingkat tekanan lingkungan
dalam bentuk garam pada populasi ragi yang berbeda, dan dengan demikian,
secara real time bisa mempelajari penyelamatan evolusinya, yaitu kemampuan populasi beradaptasi dengan cepat melalui evolusi.
Apa yang mereka diamati adalah
bahwa kemungkinan penyelamatan evolusi tergantung pada tingkat keparahan
dan tingkat perubahan lingkungan serta tingkat paparan sebelumnya pada
populasi dengan penekan lingkungan (garam). Tingkat isolasi dari
populasi di sekitarnya pun mempengaruhi kapasitas populasi ragi untuk
beradaptasi melalui akumulasi mutasi yang menguntungkan.
Gonzalez
beserta timnya mengamati evolusi yang bekerja. Dan apa yang mereka
temukan adalah bahwa hal itu bisa terjadi dengan sangat cepat, dalam 50
hingga 100 generasi.
“Proses umum yang sama terjadi pula pada
jamur maupun mamalia,” kata Gonzalez. “Di akhir hari kami tidak bisa
melakukan percobaan pada seekor panda atau rusa, misalnya, karena waktu
yang dibutuhkan untuk mempelajari evolusinya jauh lebih lama dari waktu
saat kami memberikan tingkat perubahan lingkungan saat ini. Pada titik
tertentu kami harus bekerja pada tingkat model dan berpuas diri bahwa
realitas dasar yang kami tangkap cukup untuk meramalkan kemungkinannya.”
Meskipun telah ada pekerjaan teoritis pada subjek yang dilakukan di
masa lalu, ini adalah yang pertama kalinya suatu percobaan praktis
semacam ini dilakukan, dan menunjukkan penyelamatan evolusi yang sedang
bekerja.
Bell dan Gonzalez menemukan bahwa populasi lebih mungkin beradaptasi dengan cepat melalui penyelamatan evolusi jika:
- Ada kerusakan lingkungan yang lambat, yaitu peningkatan lambat konsentrasi garam, bersamaan dengan tingkat sederhana kontak dengan populasi lain. Populasi ini kemudian mampu beradaptasi terhadap tekanan lingkungan yang sudah cukup untuk memberantas nenek moyang mereka.
- Ini dihubungkan dengan penyebaran, yaitu memiliki kontak sebelumnya, dengan populasi lain yang sudah mengalami perubahan lingkungan. Populasi ini kemudian memiliki probabilitas lebih besar untuk menghindari kepunahan setelah adanya gangguan yang cepat dan parah.
Penelitian
ini didanai oleh Canadian Foundation for Innovation, Canada Research
Chair Program dan Natural Sciences and Engineering Research Council of
Canada.
Kredit: Universitas McGill
Jurnal: G. Bell, A. Gonzalez. Adaptation and Evolutionary Rescue in Metapopulations Experiencing Environmental Deterioration. Science, 2011; 332 (6035): 1327 DOI: 10.1126/science.1203105
Jurnal: G. Bell, A. Gonzalez. Adaptation and Evolutionary Rescue in Metapopulations Experiencing Environmental Deterioration. Science, 2011; 332 (6035): 1327 DOI: 10.1126/science.1203105
sumber lengkapnya faktailmiah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini