Selasa, Juli 12, 2011

Danau Hiperasam alami Terbesar di Dunia

Kawah Ijen merupakan badan hiperasam terbesar di dunia. Sumber utama air ke danau ini adalah presipitasi, dan masukan magma didominasi fase uap (misalnya HCl, H2S, HF, dsb), menghasilkan air hiper-asam yang menumpuk konsentrasi berbahayanya dari interaksi air-batuan. pH air danau adalah antara -0.1 dan 0.3, dan konsentrasi total padatan terlarut lebih besar dari 100 g/kg. Aktivitas vulkanis saat ini dicirikan oleh degassing dari fumarol di pantai danau selatan.

Aliran air dari mata air atau danau yang berasosiasi dengan gunung berapi aktif membentuk kali dan sungai asam dalam beberapa kasus, seperti sungai Whangaehu dari danau Gunung Ruapehu, Selandia Baru, sungai Ciwidey dari danau kawah Patuha di Jawa Barat, sejumlah mata air asam di gunung berapi Poas, di Costa Rica, yang mengalir menjadi sungai Rio Agrio dan sungai Banyu Pahit (“Sungai Asam”) yang berasal dari gunung berapi Ijen di Jawa Timur. Kontaminasi air bawah tanah dan juga air permukaan berpotensi mengirimkan air gunung berapi yang sangat asam dan beracun ke lansekap. Pengaruhnya pada ekosistem dan populasi manusia setempat yang mengalami kontak dengan air demikian telah ditemukan, seperti fluorosis dan pencemaran tanaman pangan dan tanah oleh logam berat, khususnya Al. Kondisi dan proses yang sama berasosiasi dengan fluida dari tambang asam di dalam air gunung berapi seperti di atas juga telah ditemukan.
Kawah Ijen berada di sisi barat laut gunung Merapi, tepat di dalam pinggir timur gunung berapi Ijen di Jawa Timur, Indonesia. Kawah ini terbentuk lebih dari 50 ribu tahun lalu setelah keruntuhan stratovolkano dengan nama yang sama, dan bagian dari Busur Sunda, yang dihasilkan dari subduksi lempeng samudera Hindia di bawah paparan Sunda. Ke utara, sebuah dinding kawah semi melingkar membatasi kawah ini. Ke selatan, ada tiga gunung berapi pinggir yang terbentuk pasca pembentukan kawah ini : Merapi, Ranteh, dan Jampit. Trend ke arah barat-timur gunung berapi lain yang lebih kecil memotong kawah, dan kawah ijen berada di perpotongan trend gunung berapi dalam kawah dan trend gunung berapi pinggir. Sebuah danau besar terlihat mendiami hampir seluruh paruh utara kawah beradasarkan endapan sedimen lakustrin di daerah ini, dan sebuah potongan di dinding kawah utara dekat kota Blawan bertindak sebagai pembuangan bagi kawah ini.
Gunung Ijen sendiri adalah stratovolkano yang aktif mengalami degassing (? 2,346 m.a.s.l.). Lokasi astronomisnya 08°03’LS,114°14’BT. Fumarol membentuk sebuah gundukan dengan tinggi sekitar 20 meter di barat didalam bibir kawah. Aktivitas vulkanis saat ini freatik, dan erupsi magma terakhir terjadi tahun 1817, dan menyebabkan kerusakan besar hingga 25 km dari gunung berapi lewat aliran lumpur. Kerucut gunung Ijen terdiri dari satuan aliran lava bolak-balik basaltik dan andesitik, lahar dan aliran piroklastik, dan endapan skoria dari berbagai fase eruptif gunung ini. Kontak antar lapisan, dan satuan-satuan yang relatif permeabel, bertindak sebagai lahan aliran cairan bawah tanah. Mineralogi dan geokimia berbagai batuan dan fluida kawah ijen, juga setting geologi dan tektonik gunung berapi ini telah dipelajari sejak tahun 1920.
Fluida hidrotermal yang muncul dari beberapa mata air di sisi barat Kawah Ijen (1995 m di atas permukaan laut) berasal dari hulu sungai Banyu Pahit. Sebelumnya diasumsikan kalau hulu Banyu Pahit adalah penyerap dari danau kawah hiper-asam, yang muncul dari seperangkat mata air lainnya (2090 m dapl). Baik penyerapan danau kawah dan fluida hidrotermal ternyata juga berasal dari seperangkat mata air lain (2075 m dapl). Rasio anion SO4/Cl dan SO4/F digunakan dalam model campuran untuk menentukan perbandingan fluida magma dari tiap perangkat mata air. Model pencampuran menggunakan anion, Cl, SO4, dan F, digunakan untuk menentukan proporsi air tanah meteorik dan fluida magma di tiap mata air. Debit mata air paling hulu, yang dibawa terutama dari peresapan danau kawah, adalah 1,2 liter per detik dan menginfiltrasi endapan sekitar 100 meter dari lokasi pembuangan. Mata air pada ketinggian 2075 meter melepaskan 0.9 liter per detik dan juga sepenuhnya menginfiltrasi endapan. Debit bagian paling bawah, terdiri terutama dari fluida hidrotermal, adalah 15.4 liter per detik dan menjadi sumber utama pencemaran di sekitarnya; sungai Banyu Pahit mengalir ~45 km sebelum bermuara ke selat Madura (yang terhubung dengan Laut Jawa), dan digunakan untuk irigasi pertanian. Fluks Al, Be, Cd, Cl, Cr, F, Fe, Pb, Mn, Na, dan SO4 melewati sungai Banyu Pahit melebihi batas kesehatan WHO dan dapat memberikan resiko kesehatan pada masyarakat yang hidup di lingkungan sekitarnya dan mutu produksi pertanian karena menggunakan air beracun untuk irigasi.

Sumber
Palmer, S. (2009). Hydrogeochemistry of the upper Banyu Pahit River valley, Kawah Ijen Volcano, Indonesia. Master’s Thesis. McGill University.
Referensi lanjut dapat dilihat di faktailmiah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini