Senin, Mei 30, 2011

fenomena-fenomena air mata secara ilmiah

Ada orang yang mengeluarkan air mata darah, air mata batu dan kerikil, air mata kristal, dan air mata serangga. Sekarang mari kita kaji secara teoritis mengenai penjelasan ilmiah fenomena tersebut dengan kritis.
Air yang menutupi mata manusia terdiri dari tiga lapisan. Lapisan terdalam adalah lapisan lendir bernama ocular mucus. Gel mucus ini menyelimuti permukaan epitel mata untuk melindungi mata terhadap cendera fisik maupun enzimatis, sama seperti lendir lain di organ tubuh lainnya di tubuh kita. Penyusun utama lendir ini adalah glikoprotein lendir, protein tipe plasma dan non-plasma, lemak, dan mungkin glikosaminoglikan. Glikoprotein lendir (mucin) menyumbang besar pada sifat fisikokimia lendir. Telah ada sekitar 15 protein dalam sekresi lendir pada organ tubuh lainnya telah ditemukan, yang umumnya adalah albumin, IgA, IgG, laktoferin, dan lisozim, yang juga berperan penting pada fungsi protektif lendir tersebut.
Lapisan kedua adalah lapisan berair dan lapisan terluar adalah lapisan lemak yang disebut meibum. Sekresi berminyak meibum dibuat oleh kelenjar meibomian, sekelompok sel kecil berbentuk anggur yang berbaris di pinggir kelopak mata atas dan bawah kita, tepat di balik bulu mata.
Produksi berlebih air di mata menghasilkan air mata. Peristiwa yang sadar kita sebut menangis, sementara keluarnya air mata secara tidak sadar dapat bertanda penyakit tertentu.
Air Mata Darah
Air mata darah adalah fenomena lumrah dari sudut pandang medis. Ia disebabkan oleh blepharitis kronis yaitu pendarah di kelopak mata. Darah yang keluar dari kelopak mata bercampur dengan air mata yang bening sehingga menjadi air mata darah. Efek air mata darah dapat lebih dramatis jika penderita blepharitis kronis juga menderita keratoconjunctivitis sicca yaitu mata kering. Penderita keratoconjunctivitis sicca memiliki air mata yang begitu cepat menguap karena rendahnya kandungan protein tertentu di ocular mucus. Jika seperti ini, air mata dapat digantikan darah yang keluar akibat blepharitis kronis.
Air Mata Batu dan Kerikil
Protein yang ada di air mata sangat heterogen, setidaknya ada 60 komponen protein. Kami tidak tahu apakah ada komponen yang bisa mengeras dan menjadi mirip batu atau kerikil ketika keluar dari mata. Terlebih lagi, mata dapat mengeluarkan cairan berlebih ketika terkena zat keras, yang kita sebut kelilipan. Mungkin reaksi antara lapisan meibum atau mucus dengan zat keras ini membuat efek mirip batu atau kerikil, mirip seperti apa yang anda temukan ketika menggali hidung anda (upil).
Air Mata Susu
Karena ada 60 komponen protein di air mata, kemungkinan ada komponen protein yang mirip susu dan mengakibatkan air mata berwarna putih mirip susu. Sebagai contoh, penderita catarrhal conjunctivis memproduksi serum albumin dan transferrin berlebih di air matanya. Kedua protein ini berwarna mirip susu.
Air Mata Kristal
Adanya kristal di air mata bukanlah hal baru. Hal ini telah dipelajari setidaknya pada tahun 1981. Air mata manusia memiliki dua tipe protein, yaitu tipe protein biasa dan tipe protein Charcot-Leyden yang berbentuk kristal. Orang yang mengeluarkan air mata yang mengandung kristal disebabkan oleh penyakit vernal keratoconjunctivitis. Dalam penderita penyakit ini, protein kristal terbentuk secara berlebih dibandingkan penderita penyakit lainnya atau manusia sehat. Semakin banyaknya protein kristal, semakin parah penyakitnya.
Air Mata Serangga
Serangga adalah objek luar. Ia lebih mirip kelilipan. Pernyataan kalau mata mengeluarkan serangga kemungkinan besar adalah hoax.
Kesimpulan
Fenomena unik pada air mata manusia telah lama dikaji lewat bidang Opthalmologi. Ia bukanlah misteri ilmiah.

Referensi
Berta, A., A Polyacrylamide-Gel Electrophoretic Study of Human Tear Proteins. Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Opthalmology, 219(2):95-99
Chao, C-C W., Burola, S.M., Zaidman, G., Brown, S.I., (1987), Immunological Study of Proteins and Mucosubstance in Saline Soluble Human Ocular Mucus. Investigative Ophthalmology and Vision Science 28:546-
554.
Gachon, A.M., Verelle, P., Betail, G., Dastugue, B.,(1979), Immunological and Electrophoretic Studies of Human Tear Proteins. Experimental Eye Research, 29(5): 539-553
Udell, I.J., Gleich, G.J., Allansmith, M.R., Ackerman, S.J., Abelson, M.B., (1981), Eosinophil Granule Major Basic Protein and Charcot-Leyden Crystal Protein in Human Tears. American Journal of Ophthalmology, 92(6):824-8.
Referensi lanjut
Clamp JR and Creeth JM: Some non-mucin components of mucus and their possible biological roles. In Mucus and Mucosa, Ciba Foundation Symposium 109. London, Pitman, 1984, pp. 121-136
Creeth JM: Constituents of mucus and their separation. Br Med Bull 34:17, 1978.
Holly FJ and Lemp MA: Tear physiology and dry eyes. Surv Ophthalmol 22:69, 1977.
Masuda H and Varma RS: Glycosaminoglycans and proteoglycans of the digestive system. In Glycosaminoglycans and Proteoglycans in Physiological and Pathological Processes of Body Systems, Varma RS and Varma R, editors. New York, Karger, 1982, pp. 115-134.
Wright P and Mackie IA: Mucus in the healthy and diseased eye. Trans Ophthal Soc UK 97:107, 1977.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini