Sejarah kemunculan kayu lapis cukup panjang. Menurut Gregor (2007) kayu lapis telah dibuat sejak ribuan tahun lalu, beberapa sumber mengatakan kayu lapis pertama kali dibuat di Mesir sekitar 3500 tahun yang lalu ketika manusia menulis pada lembaran kayu yang tipis. Hal ini dilakukan untuk menghemat kayu kualitas tinggi dan memanfaatkan kayu yang kuarang kuat. Namun penggunaan kayu lapis secara modern dimulai pada abad 19 di Amerika Serikat. Menurut PIKA Semarang (2008) pada awalnya kayu lapis diproduksi karena kebutuhan akan papan lebar sangat besar dan apabila menggunakan kayu solid sangat beresiko tinggi terhadap efek penyusutan kayu (melengkung, melintir dan pecah/retak).
Berdasarkan defenisinya kayu lapis adalah kayu yang terbuat dari susunan vinir yaitu kayu yang disayat menjadi lembaran-lembaran. Lembaran-lembaran ini disusun dengan arah serat bersilangan dengan jumlah vinir ganjil mulai dari 3 (triply/triplek), 5, 7, 9 (multiply/multiplek). Lembaran-lembaran tersebut biasanya di peroleh dari proses pengupasan kayu log secara rotary. Dari proses ini diperoleh lembaran yang lebar dan panjang pada ketebalan yang kecil (0.3mm – 3mm). Dari konstruksi yang digunakan untuk membuat plywood, maka bahan ini sangat tahan terhadap resiko pecah/retak, melengkung atau melintir yang tergantung pula pada ketebalannya.
Sebenarnya kayu lapis memiliki potensi besar sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan terhadap papan dan untuk meninggkatkan devisa negara. Namun potensi itu tidak tampak akibat pemanfaatan yang kurang profesional serta isu-isu buruk tentang kayu lapis yang mengurangi permintaan terhadap kayu lapis. Menurut PIKA Semarang (2008) kayu lapis (plywood) memiliki kelebihan yaitu daya tahannya terhadap penyusutan kayu dan ukuran panjang lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid pada posisi kualitas yang sama. Tetapi bukan berarti plywood punya daya tahan yang sama kuatnya terhadap cuaca. material ini hanya direkomendasikan untuk perabot di dalam ruangan (indoor). Hal ini menjelaskan bahwa kayu lapis sangat baik untuk memenuhi kebutuhan papan berukuran lebar sehingga kayu lapis memiliki fungsi khas yang dapat terus dikembangkan dan dikomersilkan.
Link Terkait:
http://www.spiritus-temporis.com
http://www.tentangkayu.com
Minggu, April 04, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
AkarManis
Alpukat
Alzheimer
AMDAL
Antiseptik
Apium graveolens
Asma
Axonopus compressus
Bawang
Benjamin Balansa
Buah
Chelodina
Chelodina mccordi
Cinchona pubescens
Cinchona succirubra
covid
Daun Ketumbar
Deforestasi
Depresi
Desinfektan
EcengPadi
endemik
fauna
flora
Galegeeska revoilii
giant redwood
giant sequoia
GinkoBiloba
Grindelia
Hernia
informasi dunia
informasi hiburan
informasi kehutanan
Informasi Kesehatan
informasi lingkungan
jambu
Jambu Biji
Jejaring Sosial
Jeruk Nipis
Kafein
Kanker Hati
Kayu
Kayu lapis
kehutanan
Kentang
Kepunahan
kera
Kerontokan Rambut
Ketela
Kina
Kompas
Kopi Hitam
Kunyit
Kura-kura
Laboratorium
Lidah Buaya
Limbah
Matematika
Minyak Kemiri
Minyak Rosemary
Monochoria vaginalis
monyet
NAR
Neem
padang rumput
Papan
Papan Partikel
Pezoporus occidentalis
phenylindanes
Phoboscincus bocourti
Plantae
Plywood
Primata
Psidium guajava
Pterodroma cahow
Pulau Rote
Rambut
reptil
Rumput
Rumput Belang
Seledri
Sequoia gigantea
Sequoia wellingtonia
Silva
Singkong
Solenodon cubanus
Spermatophyta
Stres
SUUNTO
teknologi
Tips
topikepalacina
Tradescantia zebrina
Umbi
Yogurt
ZEBRINA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini