Kamis, Maret 04, 2010

Pengeringan Minyak dan Uap

Bahasa ilmiah Pengeringan adalah penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Proses pengeringan atau penghidratan berlaku apabila bahan yang dikeringkan kehilangan sebahagian atau keseluruhan air yang dikandungnya. Proses utama yang terjadi pacta proses pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang dikandung oleh suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada bahan tersebut. Panas ini dapat diberikan melalui berbagai sumber, seperti kayu api, minyak dan gas, arang baru ataupun tenaga surya.
Pengeringan juga dapat berlangsung dengan cara lain yaitu dengan memecahkan ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan. Apabila ikatan molekul-molekul air yang terdiri dari unsur dasar oksigen dan hidrogen dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar dari bahan. Akibatnya bahan tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya. Cara ini juga disebut pengeringan atau penghidratan. Untuk memecahkan ikatan oksigen dan hidrogen ini, biasanya digunakan gelombang mikro. Gelombang mikro merambat dengan frekuensi yang tinggi. Apabila gelombang mikro disesuaikan setara dengan getaran molekul-molekul air maka akan terjadi resonansi yaitu ikatan molekul-molekul oksigen dan hidrogen digetarkan dengan kuat pada frekuensi gelombang mikro yang diberikan sehingga ikatannya pecah.
Pada sistem pengeringan yang bersumberkan tenaga minyak, bahan yang akan dikeringkan diletakkan di dalam suatu ketel tertutup. Udara panas hasil pembakaran minyak dialirkan mengenai permukaan bahan tersebut. Akhir-akhir ini, cara tersebut diatas juga digunakan dalam teknologi tenaga surya. Udara yang dipanaskan oleh pengumpul surya digunakan untuk menguapkan air pada bahan.
Udara merupakan medium yang sangat penting dalam proses pengeringan, untuk menghantar panas kepada bahan yang hendak dikeringkan, karena udara satu-satunya medium yang sangat mudah diperoleh dan tidak memerlukan biaya operasional (Hasibuan, 2005).

Pengeringan Dengan Minyak
Panas yang dibutuhkan untuk menguapkan kelembaban disediakan oleh immershing kayu dalam minyak panas dengan titik didih lebih tinggi dari air. Metode ini biasanya diterapkan dalam kombinasi dengan perawatan pengawet kayu yang memiliki mouisture awal tinggi. Menaikkan suhu presenvative (biasanya kreosot) dikombinasikan dengan penerapan vakum dalam memperlakukan silinder; dalam perkara ini pengeringan suhu lebih rendah dari 1000C. Aplikasi yang lebih umum metode ini untuk mengeringkan kayu tidak dibenarkan, karena memperlakukan khusus instalasi yang diperlukan, dan kayu menyerap jumlah tertentu minyak (menurut sebuah studi sekitar 4%), dengan hasil yang warnanya berubah dan menjadi lebih mudah terbakar. Juga, cacat mungkin muncul seperti casehardening dan honeycombing, karena temperatur tinggi yang digunakan dan tidak mungkin untuk mengendalikan laju mouisture keluar dari kayu (Tsoumis, 1991).

Pengeringan Dengan Uap
Bukannya terkena udara, pengeringan dapat dicapai dengan menggunakan uap organik. kayu ditempatkan dalam silinder tertutup kedap udara (mirip dengan bahan pengawet yang digunakan untuk pengobatan dengan tekanan; dan terkena suhu tinggi cairan yang mendidih, 100-200 C (212-390 M). Kelembaban menguap dari kayu , dicampur dengan uap, diambil di luar silinder dan kental, namun kedua cairan tidak dapat digabungkan karena kerapatan mereka berbeda. air diukur dan dibuang, sedangkan kimia diperkenalkan kembali ke dalam sistem yang digunakan kembali. Akhirnya, sebuah vakumlah yang digunakan, yang menghilangkan kimia diserap oleh kayu. Dengan metode ini, pengeringan sangat cepat 3-20 kali lebih cepat dibandingkan dengan pengeringan konvensional. Namun, biaya tinggi, karena lebih banyak energi listrik yang dibutuhkan (lebih tinggi daya kuda motor, karena kepadatan lebih tinggi dibandingkan dengan uap udara), seperti yang lebih panas untuk menghasilkan uap. Metode ini telah berhasil digunakan dalam praktek untuk kering rel dan tiang sebelum pengawet pengobatan mereka, tetapi beberapa telah diungkapkan doubuts berkaitan dengan kualitas kayu (Tsoumis, 1991).
Dalam pembakaran uap kering, kipas digunakan untuk sirkulasi udara pada kecepatan setinggi 400 kaki per menit (FPM). Pengeringan suhu dapat mencapai suhu 180 ° F. Panas yang disuplai dari minyak minyak, gas, atau kayu limbah memenuhi ketel. Meskipun produk kayu pengeringan sebelum pengiriman nilai tambah produk dan menurunkan biaya transportasi, itu
juga dapat menjadi salah satu operasi yang paling mahal dalam hal
energi yang digunakan. Situasi yang ideal untuk produk kayu pabrik
untuk menggunakan limbah kayu sendiri untuk api pembakaran boiler untuk operasi, sehingga mengurangi biaya bahan bakar. Suhu dan kelembaban dikontrol secara hati-hati selama siklus pengeringan menggunakan jadwal pengeringan dirancang untuk spesies, ukuran, dan kondisi dari kayu (Reeb, 1997).


Hasibuan, R. 2005. Proses Pengeringan. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara. Medan. Akses 4:25 PM 12/11/2009
Reeb. J.E. 1997. Drying Wood. Wood Products and Utilization Specialist. University of Kentucky College of Agriculture, Lexington, and Kentucky State University. Frankfort. Akses 6:45 PM 22/11/2009
Tsoumis, G. 1991. Science and Technology of Wood. Structure, Properties, Utilization. Van Nostrand Reinhold. New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini