Pengeringan kayu dapat dilakukan secara alami ( air drying ) ataupun secara buatan ( dehumdifer dan kiln drying ). Pada metode alami, kondisi cuaca sangat menentukan kecepatan kayu mengering. Sedangkan pada metode buatan , ketiga faktor pengeringan , yaitu ; suhu, kelembapan , dan sirkulasi udara dapat diatur sehingga kayu dapat mengering dengan cepat dan bisa mencapai kadar air dibawah 12 persen. ( Dephutban RI, 1998 )
Kayu mengering sebagai akibat menguapnya air yang terdapat didalam kayu. Air yang terdapat pada permukaan kayu akan terambil oleh udara disekitarnya dalam bentuk uap dan sebagai akibat dari menguapnya air tersebut maka air pada lapisan bawah atau dekat pada permukaan akan bergerak ke zone permukaan yang lebih kering.
Kecepatan penguapan air dari dalam kayu dipengaruhi oleh berbagai faktor . Pada garis besarnya faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas dua golongan yatun faktor dalam dan faktor luar.
Faktor luar terdiri dari;
1. Suhu , pada keadan dimana kelembapan relatif udara tetap maka makin tinggi suhu makin cepat jalannya pengeringan.
2. Kelembapan udara, dalam keadaan suhu yang tetap maka makin rendah kelembapan udara makin cepat jalannya pengeringan.
3. Sirkulasi udara, peredaran udara yang baik menyebabakan udara yang basah dan dingin yang mengandung uap air dialirkan dan diganti dengan udara yang kering dan panas sehingga mempercepat jalannya pengeringan.
Faktor dalam terdiri dari;
1. Jenis kayu , pada umumnya kayu daun lebar lebih lambat kering daripada kayu daun jarum.
2. Kadar air permulaan , makin basah kayu pada saat permukaan dikeringkan makin lama pengeringannya.
3. Perbedaan kayu gubal dan kayu teras, pada bagian kayu gubal lebih cepat mengering daripada kayu teras.
4. Ketebalan kayu, dimana kayu yang tebal lebih lama mengering daripada kayu yang tipis.
Kayu mempunyai sifat penyusutan yang tidak sama pada berbagai arah serat. Penyusutan yang terbesar terjadi pada arah tangensial umumnya pada arah lebar papan besarnya sekitar 1,5 sampai dua kali besarnya penyusutan pada arah radial umumnya pada arh tebal papan . Penyusutan yang terkecil terjadi pada arah aksial atau memenjag arah serat panjang papan. Perbedaan besar penyusutan inilah yang menyebabkan keruskan kayu ketika kayu dikeringkan.
Pengeringan kayu secara alami dilakukan ditempat terbuka atau dibawah atap sehingga proses pengeringan kayu berlangsung sangat lambat .Proses pengeringan kayu secara alami tergantung pada sinar matahari , angin dan kelembaban udara sedangkan lamanya waktu pengeringan hingga mencapai kadar air kayu kering udara atau kadar air yang seimbang dengan kondisi udara sekitarnya tergantung pada beberapa faktor seperti kondisi iklim setempat , kecepatan udara dan musim ketika pengeringan dilakukan.
Umumnya pada pengeringan dengan kiln atau secara alami dapat timbul kerusakan akibat penyusutan ini, disebabkan kurang hati-hati dalam pelaksanaan. Di antara ketiga golongan kerusakan kayu, kerusakan oleh penyusutan adalah yang paling banyak terjadi. Hal ini perlu mendapat perhatian, agar kerusakan tersebut dapat dicegah dengan jalan menurunkan suhu atau menaikkan kelembaban udara. Kerusakannya biasanya bisa berupa retak pecah atau yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini