Senin, Maret 22, 2010

Daftar Pekerjaan Tanah pada pembuatan dari suatu penampang melintang jalan

Kematangan tanah pembangunan merupakan pekerjaan terhadap tanah yang sesungguhnya serta kegiatan pembangunan lainnya. Proses pematangan mencakup menghilangkan pepohonan dan semak beserta akar-akarnya, membangun selokan dalam kemungkinan menggali sarana aliran air baru, meninggalkan tanah sedangkan timbunan dan galian tergantung pada jenis tanah yang akan digali jika lokasi jalan baru telah digali sampai level dan tingkat kesetaraannya. Jika lokasi jalan baru telah di gali sampai level pembentukkan permukaan-permukaan tanah ini harus dilindungi. Cara pelindung terbaiknya adalah dengan menghamparkan dan memperkuat material fondasi bawah. Namun, jika hal itu tidak ada maka penggalian harus ditentukkan diatas level pembentukkan, sehingga tanah asli dapat berfungsi sebagai pelindung
Setelah pembuatan penampang melintang jalan yang berguna  untuk melihat secara menyeluruh badan jalan yang harus dibuat untuk mengetahui letak galian ataupun timbunan yang akakn dibuat. Penampang melintang dapat diartikan sebagai suatu gambaran irisan yang tidak lurus dari potongan memanjang posisi dari irisan ini adalah tegak. Gambar penampang melintang secar rinci menyajikan dua unsur yaitu usur alamiah serta unsur rancangan sehingga gabungan dari kedua unsur tersebut dapat digunakan sebagai modal dasar dalam kegiatan perhitungan kualitas pekerjaan yang akan dilaksanakan
Perencanaan daftar pekerjaan tanah sangat penting dalam suatu pembangunan jalan yang terkait dengan galian dan timbunan yang terdapat dalam perataan permukaan jalan. Perubahan volume tanah pada bagian galian atau pada permukaan tanah dapat diakibatkan oleh pemadatan tanah oleh beban statis yang ada diatasnya. Consolidasi atau pengurang volume pori sehingga mengakibatkan bertambahnya volume tanah pada bagian yang diperlukan. Untuk menguirangi kegiatan penambahanvolume tanah, maka sebelum kegiatan peralatan jalan diperlukan pengetahuan mengenai keadaan tanah normal. Keadaan tanah normal pada tanah sangat menentukan pekerjaan tanah dilapangan
Perataan permukaan jalan dilakukan dengan membuat galian dan timbunan. Penggalian dilakukan setelah proses penguasaan permukaan tanah asli. Pada pekerjaan pengupasan diupayakan agar kadar air tanah dapat dipertahankan. Kadar air yang tetap dapat mempermudah daftar pekerjaan galian tanah. Untuk profil jalan dengan jumlah timbunan sedikit, maka permukaan tanahnya akan lebih stabil. Namun dengan demikian, permukaan tanah tanpa ditimbun dapat mengalami pembusukkan, sehingga dasarnya menjadi tidak stabil digunakan karena adanya humus tanah 
Dalam pembuatan penampang jalan diperlukan penggalian dan penimbunan.galian-galian seperti sumur-sumur dan alur-alur diberi tanda dengan rambu-rambu.penempatan rambu-rambu hendaknya diatur sedemikian sewaktunya berlangsungnya penggalian tidak menimbulkan getaran atau galian kadar air tanah.rendahnya tanah atau tidaknya getaran.penentuan kuantitas pekerjaan tanah didasarkan pada penampang melintang dikontur atau di lapangan yang diambil dengan cara tertentu.pada pekerjaan jalan raya atau jalan baja.penampang melintang tegak lurus pada garis sumbu survei.sebelum konstruksi dimulai patok-patok yang ada sudah harus dipasang oleh pekerja survei pada titik-titik pentig dan data evaluasi dari patok-patok ini akan diberikan kepada pengawas lapangan.pengukuran elevasi atok akan ditempatkan pada titik penting,strategis serta pada sumbu jalan yang baru
Jika pekerjaan tanah akan ditinggalkan pada malam hari, maka harus dibuat kemiringan permukaan tanah yang cukup besar agar tidak akan terjadi genangan air pada permukaan tanah. Timbunan harus dibuat lebih tinggi. Apabila kelanjutan pekerjaan diatas tanah ini akan akan ditunda selama beberapa bulan, maka sebelum pekerjaan tanah selesai harus dilakukan pekerjaan tambahan berupa pembuatan perlindungan terhadap timbunan permukaan jalan ini. Hal ini sangatlah penting pada tanah lempung. Pada jenis tanah tersebut, jika tanah dibiarkan tyidak terlindung maka kadar air tanah tersebut akan berkurang dan timbul keretakan tanah. Peristiwa ini nantinya akan mengubah kestabilan timbunan
Penentuan kualitas pekerjaan tanah pada penampang melintag dikontur atau dilapangan yang diambil dengan metode tertentu merupakan dasarnya. Pada pekerjaan jalan raya atau jalan baja, penampang melintang adalah vertikal dan tegak lurus garis sumbu survei. Keadaan normal pada tanah sangat menentukan pekerjaan tanah di lapangan keadaan normal tanah seprti:
1. tidak tergenang oleh air.
2. hampir tidak ada beban atas.
3. tanah tidak diturunkan.
4. tidak terjadi getaran-getaran kuat.
5. sifat-sifat tanah tidak menurun.

Hampir dalam semua situasi , permukaan tanah asli harus di buang bahkan untuk keadaan dimana permukaannya akan ditingkatkan. Pada daerah timbunannya tinggi , permukaan tanah asli biasanya tidak di buang peningkatan permukaan tanah. Jika timbunan kurang dari 2 meter dan permukaan tanah asli tidak di buang maka akan banyak bahaya. Selain itu , terdapat pula resiko pembusukkan dan lapisan tanah dasarnya menjadi tidak stabil dikarenakan kadar humus tanah. Ketika permukaan tanah asli di kupas , tanah tersebut harus dikumpulkan dan ditumpuk pada suatu tempat agar dapat dipergunakan kembali setelah pekerjaan selesai
Perubahan bentuk dari jenis tanah tertentu akibat beban lalu lintas. Perubahan bentuk yangbesar akan mengakibatkan jalan tersebut akan rusak. Tanah-tanah dengan plastisitas tinggi akan cenderung untuk mengalami hal tersebut. Lapisan-lapisan tanah rusak yang terdapat di bawah tanah dasar harus diperhatikan . daya dukung tanah dasar yang ditunjukkan oleh nilai CBR tersebut dapat merupakan indikasi dari adanya perubahan bentuk yang dapat terjadi. Dsaya dukung tanah dasar yang tidak akan merata pada daerah yang bahan tanah yang berbeda
Daerah yang ditimbun perlu dipadatkan terlebih dahulu hingga mencapai kepadatan kering maksimum dan membentuk profil sesuai dengan yang diinginkan atau kebutuhan jalan . kepadatan material timbunan dipengaruhi  oleh beberapa faktor diantaranya :
1. karakteristik material timbunan .
2. kadar air material.
3. jenis alat pemadatan yang digunakan.
4. Massa atau berat alat pemadatan.
5. ketebalan lapisan dan jumlah lintasan yang diperlukan.

  Referensi bacaan:
Arief, A. 1994. Hutan, Hakekat, dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Bowles, J. E. 1991. Analisa dan Design Pondasi. Jilid ke-2 Erlangga. Jakarta
Brinker, R.E and D.R. Wolf. 1997. Dasar – dasar Pengukuran Tanah (Surveying). Erlangga Jakarta.
 
Depertemen Kehuatanan dan Perkebunan. 1991. Pedoman Kehutanan Indonesia. Jakarta.

Dulsalam. 1998. Keterbukaan Tegangan Akibat Pembuatan Jalan Hutan. Pusat Pengembangan Hasil Hutan dan Pengembangan Kehutanan. Bogor
Elias. 1999. Pembukaan Wilayah Hutan. Diktat Kuliah IPB. Bogor.
Henrick. 1995. Ilmu Tanah dan Perencanaan Bidang-bidangnya. Kanisius. Jakarta
Husni. 1974. Jalan Raya: Membuat, Menggiling, Mengaspal, Memelihara dan Syaratnya. Balai Pustaka. Medan
Irvine. 1999. Penyigian untuk Konstruksi. ITB. Bandung
Meyer, C, F dan D, W, Gibson. 1984. Survey dan Perencanaan Lintas Jalan. Edisi V (Diterjemahkan oleh Koesdiono). Erlangga. Jakarta


Senawi. 1999. Evaluasi dan Tata Guna Lahan Hutan. Fakultas Kehutanan.    Universitas  Gadjah Mada. Yogyakarta.

              
Setiawan. 2000. Analisis jalan. Jilid II Erlangga. Jakarta
Simon, H. 1987. Manual Inventore Hutan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta
Smith, M, Z. 1984. Mekanika Tanah. Edisi Keempat. Penerbit Erlangga. Jakarta
Sosrodarsono, S dan Takasaki, M. 1983. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. PT Pradnya Paramitha. Jakarta


Sukirman, S. 1992. Pengkerasan Kontur Jalan Raya. Penerbit Nova. Bandung
Wongsotjitro, S. 1989. Ilmu Ukur Tanah. Kanisius. Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini