Rabu, Maret 31, 2010

Daftar Bahan Kimia Berbahaya dalam Konvensi Stockholm

Konferensi Para Pihak telah memasukkan daftar sembilan bahan kimia berbahaya atau persistent organic pollutants (POPs) baru ke dalam Konvensi Stockholm melalui pertemuan selama satu minggu awal Mei lalu. Lebih dari 160 pemerintah telah mengikuti konferensi dengan putusan praktis yang akan memperkuat upaya global untuk membasmi zat kimia paling beracun bagi manusia tersebut.

Konferensi Para Pihak telah membuat minggu bersejarah bagi Konvensi Stockholm. Pertama kalinya konvensi diamandemen dengan memasukkan sembilan zat kimia baru. Sebagian besar zat kimia itu saat ini masih digunakan secara luas sebagai pestisida, flame retardants (penahan panas), dan penggunaan komersial lain.

“Pertemuan Jenewa mencapai puncak penting bagi Konvensi Stockholm. Hal penting ini bukan di luar perkiraan. Kami mengetahui dengan jelas bahwa pemerintah di seluruh dunia mengambil risiko yang dikeluarkan zat kimia beracun. Dampak luar biasa dari unsur ini pada kesehatan manusia dan lingkungan telah diakui sekarang dengan menambahkan sembilan zat kimia baru dalam konvensi. Perkembangan ini memperlihatkan perhatian internasional terhadap perlunya pengurangan dan penghapusan secepatnya unsur itu secara global,” kata Achin Steiner, Eksekutif UNEP.

Di pihak lain, putusan yang sinergi dengan suara bulat membuat kolaborasi antara Konvensi Stockholm dan perjanjian sejenis tentang zat kimia dan limbah berbahaya, Konvensi Rotterdam dan Basel. Momentum ini akan menghasilkan langkah dalam sesi khusus Forum Menteri Lingkungan Internasional Dewan Pemerintah UNEP pada Februari 2010, dimana Konferensi Para Pihak luar biasa akan mengikutinya. Untuk pertama kalinya kelompok kerja yang diperluas akan terdiri dari tiga zat kimia dan perjanjian limbah dalam bagian Konferensi Para Pihak.

Suatu putusan penting tercapai pada pengesahan kerjasama DDT global. Ketika DDT ditargetkan untuk dihapuskan, konvensi melihat bahwa beberapa negara akan melanjutkan menggunakan pestisida ini untuk melindungi warganegaranya dari malaria dan penyakit lainnya.

Jaringan Eliminasi PCB juga mengajukan. Negara-negara sekarang telah memperkuat upaya untuk menghapus setahap demi setahap polychlorinated biphenyls atau PCBs melalui kerangka kerjasama untuk mendukung negara-negara dalam pembuangan dan pengelolaan ramah lingkungan unsur tersebut. Jaringan akan diperkuat dengan menetapkan data kunci dan evaluasi apakah penggunaan PCBs menurun.

Konferensi juga mengkaji ulang proses evaluasi efektifitas konvensi dalam pengurangan POPs. Program monitoring global mengembangkan berdasarkan berbagai sistem monitoring regional dan nasional yang akan menghasilkan tren gambaran seluruh dunia dalam kuantitas dan jenis POPs di lingkungan dan tubuh manusia.

Pesan konferensi jelas: tanpa Meeting the Challenges of a POPs-free Future, jejak keberadaan zat kimia beracun ini akan tertinggal dan upaya global untuk meminimalkan dampaknya pada kesehatan manusia dan lingkungan akan gagal. Dalam suatu langkah besar ke depan, pemerintah seluruh dunia telah bersatu di bawah Konvensi Stockholm minggu lalu untuk mengangkat isu zat kimia pada agende utama.

Konvensi Stockholm menargetkan pestisida berbahaya tertentu dan zat kimia industri yang dapat membunuh manusia, merusak sistem kekebalan dan syaraf, menyebablan kanker dan kelainan reproduksi serta bertentangan dengan perkembangan anak dan bayi normal.

Sembilan zat kimia baru yang terdaftar menurut Konvensi Stockholm adalah:

- Alpha hexachlorocyclohexane, Annex A;

- Beta hexachlorocyclohexane, Annex A;

Walaupun intensitas penggunaan HCH alpha dan beta sebagai insektisida telah dihapus tahun lalu, zat kimia ini tetap diproduksi sebagai hasil sampingan lindane yang tidak disengaja. Kira-kira 6-10 ton isomers lain termasuk HCH alpha dan beta hasil dari tiap ton produk lindane.

- Hexabromodiphenyl eter dan heptabromodiphenyl eter, Annex A;

- Tetrabromodiphenyl eter dan pentabromodiphenyl eter, Annex A;

Bromodiphenyl Eter adalah suatu kelompok zat organik brominated yang menghalangi pembakaran dalam material organik, yang digunakan sebagai flame retardants tambahan. Diphenyl Brominated Eter sebagian besar sebagai campuran komersil dimana beberapa isomer, congeners dan sejumlah kecil unsur lain terjadi.

- Chlordecone, Annex A;

Chlordecone adalah campuran organik chlorine buatan, yang sebagian besar digunakan sebagai pestisida pertanian. Pertama diproduksi tahun 1951 dan dikenalkan secara komersial pada 1958. Penggunaan atau produksinya sekarang tidak ada laporan.

- Hexabromobiphenyl, Annex A;

Hexabromobiphenyl (HBB) adalah zat kimia industri yang digunakan sebagai flame retardant, sebagian besar di tahun 1970. Berdasar data, HBB tidak lagi diproduksi dan tidak digunakan dalam produk sekarang.

- Lindane Annex A;

Lindane digunakan secara luas sebagai insektisida benih dan perawatan lahan, aplikasi foliar, pohon dan perawatan kayu serta melawan ektoparasit dalam perawatan hewan dan manusia. Produksi lindane telah berkurang dengan cepat terakhir ini dan hanya sedikit negara yang masih menghasilkannya.

- Pentachlorobenzene, Annex A and C;

Pentachlorobenzene (PeCB) telah digunakan dalam produk PCB, turunan dyestuff (bahan pewarna tekstil), sebagai fungisida, flame retardant dan suatu perantara bahan kimia seperti produksi quintozene dan mungkin masih digunakan untuk tujuan ini. PeCB juga diproduksi tanpa sengaja selama pembakaran dalam proses industri dan yang berkenaan dengan panas.

Nampak sebagai suatu ketidakmurnian dalam produk seperti bahan pelarut atau pestisida.

- Perfluorooctane sulfonic acid, dan perfluorooctane sulfonyl fluoride, Annex A atau B;

PFOS adalah yang diproduksi atau produk turunan yang tidak diharapkan terkait bahan-kimia anthropogenic. Penggunaan PFOS yang disengaja sekarang tersebar luas dan ditemukan dalam produk seperti elektris dan bagian elektronik, fire fighting foam, photo digital, tekstil dan cairan hidrolik. PFOS masih diproduksi beberapa negara-negara sekarang.

Sebanyak 12 inisial POPs yang tercover oleh konvensi meliputi 9 pestisida (aldrin, chlordane, DDT, dieldrin, endrin, heptachlor, hexachlorobenzene, mirex and toxaphene), dua zat kimia industri (PCBs seperti hexachlorobenzene yang juga digunakan sebagai pestisida dan hasil sampingan produk yang tidak disengaja, dioksin dan furan.

Link Terkait: http://chm.pops.int

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini