Kamis, Desember 05, 2019

Kisah Iman, Badak Sumatera terakhir di Malaysia

Iman merupakan badak sumatera liar terakhir yang ditemukan di Malaysia, tepatnya di Lembah Danum. Badak betina itu sudah terdeteksi mengidap tumor saat ditangkap dan dipindahkan dari Lembah Danum ke suaka badak BORA (Borneo Rhino Alliance), Maret 2014.

Iman dalam Kenangan Fota: BORA
Iman, badak sumatera di Borneo Rhino Alliance [BORA], Sabah, Malaysia, mati pada Sabtu [23/11/2019] pukul 17.35 waktu setempat.

Kehadiran Iman yang ditemukan para ahli di pedalaman hutan Sabah saat itu, sempat membawa harapan baru bagi upaya konservasi. Para ahli meyakini, Iman adalah betina yang subur dan berpotensi memiliki keturunan. Ia dibawa ke suaka badak BORA untuk dikawinkan dengan Tam, badak jantan yang sudah lebih dulu menghuni BORA. Tam mati pada 27 Mei 2019, karena faktor usia [30 tahun]

Upaya pembuahan in-vitro antara Iman dengan Tam, belum membuahkan hasil karena kualitas sel sperma yang dimiliki Tam tidak begitu bagus. Meski Iman nyatanya menderita tumor ganas, ia merupakan badak paling aktif dan bersemangat di antara dua badak lain yang sudah lebih dahulu menghuni BORA.

Kertam, badak sumatera di BORA [Borneo Rhino Alliance], Taman Nasional Tabin, Sabah, Malaysia, mati pada 27 Mei 2019. Foto: BORA

Iman juga menjadi spesies badak sumatera terakhir yang hidup di Malaysia. Kematian badak berusia 25 tahun itu menjadi pukulan berat di tengah berbagai upaya luar biasa penyelamatan spesies paling terancam di dunia itu.

Para ahli sepakat, saat ini tidak lebih 80 individu badak sumatera [Dicerorhinus sumatrensis] tersisa di Bumi. Keberlangsungan hidupnya yang kritis, kini hanya menyisakan harapan di tiga bentang alam di Pulau Sumatera dan satu wilayah di luar kawasan konservasi di Kalimantan Timur.

Badak sumatera di Pulau Sumatera hanya ada di Taman Nasional Gunung Leuser [TNGL], Taman Nasional Bukit Barisan Selatan [TNBBS], dan Taman Nasional Way Kambas [TNWK]. Untuk di kawasan Kerinci Seblat, sudah tidak ditemukan atau dilaporkan kembali keberadaannya sejak 2011. Sementara di Kutai Barat, Kalimantan Timur, diperkirakan tersisa beberapa individu.

Di hutan Sumatera, saat ini yang sangat mengkhawatirkan adalah badak yang berada di luar kawasan TNGL. Mereka diperkirakan hidup terpencar dengan jumlah sedikit. Di TNBBS, sejak 2012 WWF-Indonesia telah memasang kamera jebak. Pada 2015, hasilnya hanya ditemukan 2 individu.

Sedangkan temuan tim Rhino Protection Unit di TNBBS dari berbagai ukuran jejak dan lokasi yang berbeda dan berjauhan, di diprediksi populasinya sekitar 17-24 individu. Berdasarkan lokakarya Population Viability Analisis pada 2015, badak sumatera yang ada di TNWK diperkirakan 31-36 individu, ditambah satu anakan yang lahir di alam pada Agustus 2016.

Dikutip dari https://www.mongabay.co.id/2019/11/25/punah-badak-sumatera-di-malaysia-menyisakan-cerita/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini