Minggu, Januari 20, 2019

Pengertian Lahan Gambut

Lahan Gambut merupakan salah satu jenis tanah yag terbentuk dari kumpulan – kumpulan atau akumulasi sisa-sisa tumbuhan membusuk sebab itu tanah gambut ini banyak mengandung bahan organiknya.

Sebagai lahan yang banyak mengandung bahan organik, lahan gambut dapat dimanfaatkan untuk sumber energi. 

Lahan gambut hampir tersebar di seluruh belahan permukaan bumi, terutama di wilayah Negara Rusia, Ukraina, Irlandia, Skotlandia, Polandia, Belanda, Skandinavia, dan lahan gambut ini juga ditemuka di Amerika Utara, khususnya Kanada, Michigan, Minnesota, Everglades di Florida Kandungan pada lahan gambut di bumi selatan lebih sedikit, karena lahannya lebih sedikit. Hanya sekitar 60% lahan basah di dunia yang merupakan lahan gambut dan sekitar 7% dari lahan-lahan gambut itu telah hilang karena digunakan untuk perkebunan, pertanian dan kehutanan. Dan dalam kondisi tertentu Lahan Gambut ini dapat berubah menjadi sumber energy sejenis dengan batubara setelah melewati pengolahan secara geologis.

Lahan Gambut terbentuk dari bagian-bagian tumbuhan yang telah terurai, umumnya lahan gambut ini berupa lahan-lahan berawa karena kadar keasaman yang tinggi atau jugs disebabkan oleh kondisi anaerob dan sebagian besar tanah gambut tersusun dari komponen serpihan sisa tumbuhan, rumput, daun, ranting, bahkan kayu yang hampir membusuk. Kadang-kadang ditemukan juga bangkai binatang dan serangga yang terawetkan pada lapisan-lapisangambut. Hutan-hutan rawa gambut di Indonesia pada dasarnya mempunyai kandungan yang hamper melebihi 65% dan untuk  kedalamannya sendiri lebih dari 50cm. Lahan gambut di Indonesia juga mengandung bahan organik sekitar antara 35–65% yang dinamakan muck.

Gambut yang telah terbentuk dalam kondisi basah akan berkurang dekomposisinya dan akumulasinya tergolong cepat dibanding dengan tanah gambut yang terbentuk pada lahan-lahan yang kering. Sifat-sifat ini yang membuat para peneliti klimatolog menggunakan tanah gambut sebagai bahan indikator terhadap perubahan iklim.

Demikian dalam analisis komposisi gambut, terutama dalam jumlah penyusun bahan organiknya, para ahli peneliti arkeologi mampu merekonstruksi gambaran ekologi pada masa purba. Pada kondisi ekologi yang tepat, tanah gambut ini merupakan bahan pembentukan dari bahan batubara.

Gambut adalah lapisan itu lunak dan mudah untuk ditekan. Bila dipaksa ditekan maka kandungan air pada lapisan gambut akan keluar. Bila dikeringkan tanah gambut bisa digunakan untuk bahan bakar ataupun sumber energi.

Gambut bisa dijadikan bahan akar terutama untuk Negara yang memiliki sedikit pohon seperti Skotlandia, gambut bisa digunakan memasak dan bahan pemanas rumah tangga. Pengolahan dipanen dalam skala industri untuk bahan bakar pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga gambut terbesar ada di Finlandia (Toppila Power Station) menghasilkan sebesar 190 MW.

Gambut di Indonesia
Restorasi lahan gambut di Indonesia tak lepas dari nilai pentingnya gambut bagi dunia. Gambut Indonesia menyimpan sekitar 57 miliar ton karbon. Sehingga Indonesia menjadi salah satu kawasan utama penyimpan karbon dunia. Jumlah karbon dari lahan gambut Indonesia, hanya mampu ditandingi oleh hutan hujan tropis di Amazon yang menyimpan 86 miliar ton karbon.

Menyimpan karbon berarti mencegah emisi lebih lanjut agar suhu bumi tak naik yang diperkirakan akan naik 2 derajat Celcius. Untuk mencegah kenaikan suhu ini, manusia tak boleh melepas emisi lebih dari 600 miliar ton karbon dioksida. Namun jika karbon yang tersimpan di Indonesia dilepaskan secara keseluruhan ke atmosfer, maka  sama saja melepaskan sepertiga cadangan karbon yang ada di dunia.

Lahan gambut yang berada di Sumatra diperkirakan berkisar 7,3 sampai 9,7 juta hektare atau hamper sama dengan seperempat luas lahan gambut di seluruh daerah tropis. Menurut kondisi dan sifat-sifatnya, gambut dibedakan jadi 2 macam yaitu gambut topogen dan gambut ombrogen.

Gambut topogen merupakan hasil bentukan sebuah genangan air yang berasa pada sela - sela tanah atau cekungan di belakang pantai. Di pedalaman pegunungan gambut jenis ini tidak terlalu dalam sekitar 4 m saja sehingga tidak terlalu asam airnya dan relatif subur; dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, air sungai, sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut topogen relatif tidak banyak dijumpai.

Gambut ombrogen adalah gambut yng bermula sebagai gambut topogen. Gambut ombrogen ini lebih tuausianya, gambut ini lebih tebal hingga kedalaman 20 m, dan permukaan tanah gambutnya lebih tinggi disbanding sungai sungai di dekatnya. Kandungan unsur hara tanah terbatas dan bersumber sisaan air hujan. Sungai-sungai atau drainase yang keluar pada wilayah gambut ombrogen hanya memiliki  air yang keasamannya tinggi (pH 3,0–4,5), tetrlalu banyak asam humus dan warna terlihat coklat kehitaman seperti warna teh. Sungai semacam itu disebut juga sungai air hitam.

Gambut ombrogen umunya tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini merupakan endapan dari tanah mangrove lalu mengering dan juga mengandung garam dan sulfida yang tinggi di tanah itu lalu lapisan gambut mulai terbentuk di atasnya. Penelitian di Sarawak membuktikan gambut terbentuk di atas lumpur mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu. Awalnya dengan laju penmpukkan sekitar 0,475 m/100 tahun (dikedalaman gambut 10–12 m), kemudian menyusut hingga 0,223 m/100 tahun pada kedalaman 0–5 m. jadi semakin tua hutan yang berkumpul di atas tanah gambut ini maka semakin berkurangnya ketersediaan hara.

Bahkan Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dibangun di atas lahan gambut ombrogen.

Lahan gambut merupakan lahan yang umunya memiliki banyak sekali unsur hara yang sangat baik untuk pertanian atau pekebunan akan tetapi perlu dibatasi dalam perluasan lahan ini agar lahan gambut yang memiliki ekosistem dan kehidupan didalamnya tetap terjaga.

Untuk lahan gambut yang memang sudah dipilih untuk menjadi lahan perkebunan dan untuk menentukan lahan gambut itu sebaiknya dilakukan pengukuran, pengukuran tersebut untuk mengetahui suhu dan berbagai macam kondisi lahan gambut itu sendiri serta seberapa tinggi kah air yang dikandung dalam lahan gambut tersebut. Pengukuran suhu dan air bisa dilakukan dengan manfaatkan sebuah alat  perekam information atau yang disebut data logger. Data logger ini adalah seperangkat alat elektronik yang bisa mengolah informasi dalam kurun waktu tertentu, yang dihubungkan dengan sensor tertentu, alat ini mampu menyimpan informasi secara time series atau berkala.

Sensor ini yang akan digunakan untuk mengkonversikan besaran fisik berupa perintah otomatis, lalu dikirimkan ke mikroprosesor untuk diolah kembali. Nah jadi selain pengukuran suhu itu sendiri, Data logger mampu mengukur ketinggian. Dengan sensor unik yang dimiliki perangkat Water Level Data Logger Starter Kit, dan pastinya akan mempermudah penelitian Anda untuk data tentang suhu dan ketinggian air yang terdapat dalam lahan gambut.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini