Minggu, Januari 20, 2019

CARA PENGHITUNGAN DEFISIT AIR

Defisit air dihitung berdasarkan keseimbangan air tanah dan tanaman.  Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh ketersediaan air, curah hujan dan evapotranspirasi, oleh karena itu diperlukan data curah hujan sebagai faktor pendukungnya.  Untuk menghitung defisit air, data-data meteorologi yang diperlukan:
1.      Ketersediaan Air
Ketersediaan air tanah maksimum adalah 200 mm, yang merupakan kemampuan maksimal tanah untuk mengikat air.
Keseimbangan air dirumuskan sebagai berikut :
K  =  CH  +  CB  –  ET
dimana:            K = Keseimbangan air   (+  atau  -)
            CH = Curah hujan  (mm)
            CB= Cadangan akhir bulan lalu  (mm)
ET= Evapotranspirasi  (mm)
a.   Jika keseimbangan air untuk bulan tertentu > 200 mm maka Cadangan Akhir (CA) untuk bulan tersebut adalah 200 mm.
K > 200 mm akan terjadi drainase  dan  CA = 200 mm
b.       Jika keseimbangan air untuk bulan tertentu < 200 mm, maka keseimbangan air tersebut menjadi Cadangan Akhir (CA) untuk bulan tersebut.
K = 1 – 200 mm  maka  CA= K
c.       Jika keseimbangan air adalah minus, maka Cadangan Akhir (CA) adalah 0 mm
K < 0, terjadi defisit air,  CA=0 mm
Cadangan Akhir (CA) untuk bulan tersebut menjadi Cadangan Bulan ini (CB) untuk bulan berikutnya.
2.       Curah hujan, yaitu :
a.       Jumlah hari hujan (hari / bulan)
b.       Total curah hujan (mm / bulan)
1.      Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah penguapan air melalui permukaan tanah dan melalui tanaman.  Evapotranspirasi didasarkan pada jumlah hari hujan setiap bulan dengan menggunakan asumsi:
a.       Evapotranspirasi  =  150 mm jika hari hujan = 10 hari
b.       Evapotranspirasi  =  120 mm jika hari hujan > 10 hari
Pengaruh Curah Hujan pada Tanaman
Potensi curah hujan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap jumlah air tanah.  Jumlah curah hujan yang sesuai untuk budidaya kelapa sawit sekitar 1500 – 3000 mm/tahun, dengan distribusi merata.  Air mempunyai peranan yang besar bagi tanaman, diantaranya untuk: proses metabolisme, medium absorbsi unsur hara, dan 70 persen sebagai komponen penyusun organ tanaman.
Kehilangan air dapat menyebabkan stagnasi pertumbuhan dan cekaman air yang terus menerus, menyebabkan perubahan fisiologis tanaman yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik), dan mengakibatkan kematian.


Pengaruh Defisit Air Terhadap Produksi Kelapa Sawit
Bulan kering dapat menurunkan produksi kelapa sawit, menurut Caliman (1998) di Lampung dan Palembang akibat dari defisit air 100 mm akan mengurangi hasil 8 – 10% pada tahun pertama dan 3 – 4% pada tahun kedua.
Menurut Ochs dan Daniel (1976) dalam Caliman (1998) defisit air memberi dampak negatif terhadap sex differensial kelapa sawit, juga meningkatkan jumlah aborsi bunga betina, dan menghambat pertumbuhan tanaman, yang akhirnya akan menurunkan hasil selama beberapa bulan setelah
kekeringan.  Dampak negatif lainnya adalah penurunan OER.
Pengaruh defisit air ini tergantung dari kemampuan tanah mengikat air (water holding capacity) yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanah.  Faktor yang mempengaruhi antara lain :
-          kandungan liat (tekstur)
-          bahan organik
-          topografi

Contoh Perhitungan Defisit Air kebun Sungai Buaya (SBYE) Region Lampung Tahun 1997
Bulan
Jumlah
Hari hujan
Curah
Hujan
( mm )
Cadangan
Bulan ini
( mm )
Evapotranspirasi
( mm )
Keseimbangan
( mm )
Cadangan
Akhir
( mm )
Drainase
( mm )
Defisit
Air
( mm )
(1)
(2)
 (3)
(4)
(5)
(6) = (3)+(4)-(5)
(7)
(8)
(9)
Januari
14
282
200 *)
120
362
200
162
            -
Februari
17
304
200
120
384
200
184
            -
Maret
15
157
200
120
237
200
37
            -
April
13
170
200
120
250
200
50
            -
Mei
12
214
200
120
294
200
94
            -
Juni
1
17
200
150
67
67
0
            -
Juli
3
44
67
150
-39
0
0
39
Agustus
-
-
0
150
-150
0
0
150
September
-
-
0
150
-150
0
0
150
Oktober
2
7
0
150
-143
0
0
143
Nopember
2
33
0
150
-117
0
0
117
Desember
11
229
0
120
109
109
0
            -
 Total
90
1.457




527
599

*) merupakan cadangan akhir bulan lalu, angka tersebut menunjukkan bahwa bulan sebelumnya terdapat  kelebihan air
Pustaka :
Caliman,J.P., A. Southworth, 1998.  Effect of Drought and Haze on The Performance of Oil Palm.  International Oil Palm Conference. Bali.
Martoyo.K, R. Sukarji, E.L. Tobing. 1983.  Pengaruh Curah Hujan pada Tanaman Kelapa Sawit.  Pedoman Teknis.Pusat Penelitian Marihat. Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini