Seperti yang diprediksi dalam model ini, jelas
menunjukkan korelasi antara kerusakan yang dihasilkan dan jarak dari
pantai yaitu yang paling dekat dengan laut mengambil beban dari gaya
gelombang.
Salah satu masalah terbesar dengan tsunami
adalah kemunculannya yang sulit diprediksi. Akibatnya, sangat sedikit
persiapan yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya. Jika tsunami
benar-benar menyerang, biasanya hasil akhirnya sangat menghancurkan.
Salah satu solusi yang diusulkan selama bertahun-tahun adalah dengan
menanam pepohonan di kawasan pesisir; berdasarkan gagasan bahwa pohon
bisa memperlambat atau menumpulkan kekuatan gelombang. Sayangnya, tidak
banyak pekerjaan yang bisa dilakukan untuk menguji teori ini, terutama
karena hampir mustahil untuk memprediksi kapan dan di mana tsunami akan
menyerang.
Namun kini, sekelompok peneliti Jerman telah merancang program komputer, dijelaskan dalam makalah yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, menunjukkan bahwa penanaman pepohonan memang benar-benar dapat membantu mengurangi kerusakan dan kehilangan nyawa manusia.
Untuk
menuntaskan masalah yang tidak dapat dipelajari secara langsung
terhadap tsunami, para ilmuwan telah melakukan pengujian lebih dan lebih
untuk pemodelan komputer. Tahun lalu misalnya, sebuah tim dari Irlandia
mengembangkan sebuah model yang membantu menjelaskan efek pendulum yang
dapat menyebabkan gelombang besar pada beberapa tsunami. Dalam
penelitian terbaru ini, kelompok Jerman dari Universitas Hohenheim telah
menciptakan model untuk mensimulasikan tsunami yang melanda Aceh pada
tahun 2004. Mereka mereplikasi geografi di kawasan tersebut serta
tsunami yang melanda dan kemudian mengukur dampak tsunami, baik dengan
maupun tanpa vegetasi pelindung.
Seperti yang diprediksi dalam
model ini, jelas menunjukkan korelasi antara kerusakan yang dihasilkan
dan jarak dari pantai yaitu yang paling dekat dengan laut mengambil
beban dari gaya gelombang. Namun, ketika pepohonan ditambahkan ke dalam
model di antara masyarakat dan laut, model ini menunjukkan pengurangan
rata-rata kehancuran sebanyak lima persen. Sedangkan tanaman kecil
seperti tanaman kakao atau kopi kurang memberikan perlindungan, hanya
mencapai tiga persen.
Model ini juga menunjukkan bahwa jika
pepohonan ditanam di sebelah belakang masyarakat, kehancuran cenderung
lebih buruk karena cenderung mencegah orang untuk melarikan diri, serta
reruntuhan yang lebih berbahaya yang terseret akibat tsunami. Selain
itu, sangat mungkin pepohonan yang berlokasi di sebelah belakang
masyarakat akan memantulkan sebagian energi gelombang kembali ke
masyarakat.
Sayangnya, meskipun temuan ini begitu berguna, namun
rasanya tidak mungkin banyak masyarakat yang bersedia menutupi pantai
dengan pertumbuhan pohon yang padat, karena akan merusak pemandangan
yang menjadi komoditas yang paling bernilai tinggi di wilayah pesisir.
Kredit: Universitas Hohenheim
Jurnal: Juan Carlos Laso Bayasa, Carsten Marohna, Gerd Dercona, Sonya Dewib, Hans Peter Piephoc, Laxman Joshib, Meine van Noordwijkb, Georg Cadisch. Influence of coastal vegetation on the 2004 tsunami wave impact in west Aceh. Proceedings of the National Academy of Sciences, 7 November 2011. DOI: 10.1073/pnas.1013516108
Jurnal: Juan Carlos Laso Bayasa, Carsten Marohna, Gerd Dercona, Sonya Dewib, Hans Peter Piephoc, Laxman Joshib, Meine van Noordwijkb, Georg Cadisch. Influence of coastal vegetation on the 2004 tsunami wave impact in west Aceh. Proceedings of the National Academy of Sciences, 7 November 2011. DOI: 10.1073/pnas.1013516108
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini