Jumat, November 04, 2011

Keanekaragaman Menghindari Spesies dari Kepunahan akibat Perubahan Iklim

Para peneliti menemukan bahwa beberapa kasus evolusi dapat menyelamatkan tanaman dan penyerbuk mutualisme, yang semestinya punah sebagai akibat dari perubahan iklim. Bagaimanapun juga, mutualisme bisa bertahan tergantung pada kepadatan dan distribusi spesies lain dalam populasinya.

Spesies yang mampu berevolusi untuk bertahan hidup dalam menghadapi perubahan iklim mungkin tergantung pada keanekaragaman hayati pada komunitas ekologinya, demikian menurut model matematika baru yang mensimulasikan efek dari perubahan iklim pada tanaman dan penyerbuk.
Temuan ini, yang dipublikasikan dalam edisi awal Evolutionary Applications, adalah penting karena beberapa spesies yang telah bertahan pada perubahan iklim besar di masa lalu mungkin tidak akan mampu bertahan pada perubahan iklim saat ini dan selanjutnya.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan simulasi komputer untuk menguji pengaruh perubahan iklim terhadap populasi tanaman berbunga dan serangga penyerbuknya. Para ahli ekologi telah lama mengetahui bahwa perubahan iklim mengubah pengaturan waktu tentang kapan tanaman akan berbunga dan kapan serangga akan muncul. Sebagai contoh, munculnya bunga baru pada berbagai tanaman beriklim di belahan bumi utara dan kemunculan pertama beberapa serangga telah terjadi lebih awal bersama munculnya pemanasan global. Jika perubahan iklim menyebabkan spesies “mutualis” (spesies yang saling bergantung pada satu sama lain) menjadi aktif pada waktu yang berbeda, maka spesies ini mungkin terancam punah. Pertanyaan yang tersisa adalah, apakah proses evolusi dapat mengurangi potensi kerusakan yang bisa menimbulkan perubahan iklim pada pengaturan waktu peristiwa siklus kehidupan.
Para peneliti menemukan bahwa beberapa kasus evolusi dapat menyelamatkan tanaman dan penyerbuk mutualisme, yang semestinya punah sebagai akibat dari perubahan iklim. Bagaimanapun juga, mutualisme bisa bertahan tergantung pada kepadatan dan distribusi spesies lain dalam populasinya. Misalnya, dalam berbagai keadaan, kehadiran penyerbuk alternatif yang tersedia bagi tanaman fokal dapat membantu melindungi tanaman fokus maupun penyerbuk fokus dari kepunahan.
“Dalam kasus ini, fragmentasi habitat atau hilangnya penyerbuk asli mungkin gabungan ancaman perubahan iklim terhadap mutualisme,” kata Tucker Gilman, pasca-doktoral di Institut Nasional untuk Matematika dan Biologi Sintesis dan penulis utama makalah.
Hewan-hewan mutualis cenderung menjadi sangat sensitif terhadap perubahan iklim yang cepat, demikian menurut penelitian ini.
“Hasil studi ini cukup mengganggu karena perubahan iklim antropogenik (atau yang disebabkan manusia) diperkirakan akan terjadi hingga sepuluh kali lebih cepat daripada perubahan iklim dalam 500.000 tahun terakhir,” kata Gilman. “Artinya, mutualisme yang telah bertahan melewati peristiwa perubahan iklim mungkin tetap akan rentan terhadap perubahan iklim antropogenik.”

Kredit: National Institute for Mathematical and Biological Synthesis (NIMBioS)
Jurnal: R. Tucker Gilman, Nicholas S. Fabina, Karen C. Abbott, Nicole E. Rafferty. Evolution of plant–pollinator mutualisms in response to climate change. Evolutionary Applications, 2011. DOI: 10.1111/j.1752-4571.2011.00202.x


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini