Minggu, Juni 19, 2011

Kelebihan Vitamin Juga Bahaya

Selain berisiko kekurangan gizi akibat menyantap makanan yang itu-itu saja, orang modern juga bisa kelebihan gizi, terutama dari suplementasi. Gizi yang berlebihan tentu saja sama tidak sehatnya dengan kurang gizi.

Sebuah studi terbaru yang disajikan dalam Journal of the American Dietetic Association, menegaskan bahwa kelebihan gizi akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Studi dengan survei terhadap lebih dari 1.500 orang dewasa di Kanada itu dilakukan dengan mengamati konsumsi suplemen dan asupan makanan alami para peserta. Seberapa sering mereka mengasup suplemen, makanan sehari-hari apa saja yang sering dikonsumsi, serta merek dan dosis suplemen yang mereka asup.

Para pengonsumsi suplemen tersebut mengasup zat besi dan asam folat yang tinggi daripada mereka yang tidak biasa mengonsumsi suplemen. Di sisi lain, lebih dari 47 persen dari mereka mengonsumsi, terutama niasin, vitamin A, dan B6, dengan dosis jauh lebih tinggi dari yang direkomendasikan US Institute of Medicine. Meski belum pernah ada survei khusus, mungkin saja banyak dari kita yang mengalami kelebihan berbagai zat gizi tersebut akibat mengonsumsi suplemen tanpa pengawasan dokter.

Vitamin A
Vitamin A (retinol) penting bagi perubahan cahaya, menjaga kesehatan kulit, tulang, dan gigi, membantu memelihara membran mukosa pada sistem pernapasan dan organ pencernaan, serta menangkal serangan infeksi sehingga kerap disebut vitamin antiinfeksi. Vitamin A juga bersifat antioksidan yang mampu menetralkan radikal bebas sehingga mencegah jaringan dan sel dari kerusakan.

Vitamin A banyak kita dapatkan dari makanan hewani, sedangkan dari produk nabati kita bisa memperoleh betakaroten yang nantinya akan diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh.

Kebutuhan terhadap vitamin A yang direkomendasikan ialah 800 mikrogram per hari (mkg/hari) untuk wanita dan 1.000 mkg/hari untuk pria. Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan mual, pandangan kabur, kelainan pertumbuhan, rambut rontok, lever dan limfa bengkak, cacat bawaan pada bayi, serta rapuh tulang hingga mudah patah.

Vitamin B3
Niasin (vitamin B3) diperlukan untuk mengubah protesin, lemak, dan karbohidrat menjadi energi, membantu fungsi sistem pencernaan, serta mendukung kesehatan kulit dan saraf. Dosis terbesar niasin yang sering kali lebih dari 1.000 miligram per hari (mg/hari) dapat menurunkan kolesterol jahat LDL dan trigliserida, sekaligus menaikkan kolesterol baik HDL. Namun, konsumsi niasin dosis tinggi sebaiknya dengan pengawasan dokter.

Perempuan normalnya mendapatkan 15 mg niasin per hari, sementara pria 15-19 mg/hari. Triptofan adalah asam amino yang berperan seperti niasin, dan 60 mg triptofan setara dengan 1 mg niasin. Mengonsumsi kelebihan niasin dapat mengarah pada masalah jantung, timbul ruam, gatal-gatal, baal, kulit terasa panas tetapi bukan demam, sakit perut, kerusakan hati, gangguan otot, kembung, kulit kering, sakit kepala, sesak napas, dan lain-lain.

Vitamin B6
Vitamin B6 (piridoksin) berguna untuk membantu fungsi otak, mengubah protein menjadi energi. Sinergi antara vitamin B6, B12, dan asam folat dapat mengurangi kadar homosistein (asam amino) di dalam darah. Tingginya homosistein dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Kebutuhan vitamin B6 bagi perempuan sekitar 1,6 mg/hari, sedangkan bagi pria 2 mg/hari. Konsumsi vitamin B6 dosis tinggi, misalnya lebih dari 250 mg/hari, dapat menyebabkan kerusakan saraf, seperti kaki mati rasa, sehingga sulit berjalan. Pada ibu hamil, kelebihan ini dapat mengganggu pertumbuhan janin.

Yang alami lebih aman

Selama masih bisa diperoleh dari sumber alami atau makanan sehari-hari, untuk apa mendapatkan vitamin atau gizi lain melalui suplementasi. Mengonsumsi suplemen sebetulnya tidak boleh sembarangan, tetapi terlebih dulu harus dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi karena dapat mengganggu kesehatan jika berlebihan.

Kelebihan vitamin A dari sumber hewani atau suplemen misalnya, dapat bersifat racun dan berbahaya terutama selama kehamilan. Kelebihan betakaroten (vitamin A) sebetulnya tidak akan meracuni, tetapi hanya membuat kulit misalnya berwarna kekuningan (jingga). Keadaan ini bisa segera diredakan dengan mengurangi konsumsi R betakaroten.

Makanan yang kaya vitamin A: hati, kuning telur, wortel, ubi jalar, mangga, melon, cabai, paprika, bayam, dan selada.

Makanan yang mengandung niasin (vitamin B3): daging merah, ikan, hati, udang, susu dan produk olahannya, telur, bayam, brokoli, asparagus, seledri, jamur, wortel, ubi jalar, kacang merah, polong, kacang tanah, dan kedelai.

Makanan yang mengandung vitamin B6 (piridoksin): daging ayam, sapi, ikan tuna, kakap, bayam, kentang beserta kulitnya, ubi jalar, bawang putih, buncis, brokoli, kembang kol, asparagus, kacang tanah, kacang mede, kedelai, kacang merah, pisang, alpukat, semangka, melon, dan nanas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini