Kamis, April 21, 2011

Jamur Chernobyl yang memangsa Radiasi

Bencana Chernobyl terjadi tanggal 26 April 1986 akibat pengujian reaktor yang kelewat batas. Pengujian ini berfokus pada pengalihan barisan pasokan listrik untuk reaktor. Prosedur ujinya pertama dimulai dengan pemadaman darurat otomatis (SCRAM). Tidak ada efek pada keamanan reaktor teramati. Prosedur penyalaan pun siap dilakukan. Karena terasa aman, izin tes tidak ditanda tangani oleh manajer ilmiah atau kepala desainer reaktor (NIKIET) tetapi oleh direktur PLTN. Menurut parameter tes, keluaran panas reaktor semestinya 700 MW pada awal eksperimen. Bila kondisi tes ini memang dilaksanakan, prosedurnya pasti tetap aman. Bencanapun terjadi ketika para ilmuan berusaha meningkatkan daya keluaran listrik PLTN. Hingga tahun 2004, sudah 985,000 orang meninggal gara-gara bencana dan radiasi yang mengikutinya.
Sepuluh tahun setelah bencana Chernobyl, wartawan Mary Mycio mengunjungi daerah Chernobyl. Dilengkapi dengan dosimeter dan pakaian pelindung, Mycio menjelajahi satu-satunya lingkungan liar radioaktif ini dan menemui penduduk lokal yang tetap tinggal di sana untuk bertahan hidup dan hidup di zona.
Ia menemukan dunia liar yang dipenuhi hewan besar, lebih dari sebelum bencana nuklir terjadi dan banyak diantaranya adalah anggota spesies langka dan terancam punah. Seperti hutan, padang dan rawa habitat ini, baik manusia maupun hewannya tercemar radioaktif. Cesium-137 menumpuk di otot mereka dan strontium-90 di tulang mereka. Namun mengesankannya, mereka mampu hidup dengan baik.
Sekarang sudah jadi hutan
Tapi ada penemuan yang lebih mengejutkan. Para ilmuan menemukan adanya jamur yang mampu memakan radiasi berbahaya untuk bertahan hidup. Penemuan ini dapat suatu saat memberi makan para astronot di ruang angkasa, setidaknya mereka yang rela memakan jamur tersebut.
Jamur yang disebut jamur radiotropis ini ditemukan tahun 2007 sebagai lendir hitam yang tumbuh didalam dan disekitar PLTN Chernobyl. Penelitian di Kampus Kedokteran Albert Einstein menunjukkan kalau tiga jamur mengandung melanin, Cladosporium sphaerospermum, Wangiella dermatitidis, dan Cryptococcus neoformans, meningkat biomassanya dan mengumpulkan asetat lebih cepat dalam lingkungan dimana level radiasinya 500 kali lebih tinggi daripada lingkungan normal. Terpaparnya sel C. neoformans pada radiasi ini dengan cepat (dalam 20-40 menit paparan) mengubah sifat kimia melaninnya dan meningkatkan laju mediasi transfer elektron melanin (terukur sebagai reduksi ferisianida oleh NADH) 3 hingga 4 kali lipat daripada sel yang tidak terpapar.
“Seperti halnya pigmen klorofil mengubah cahaya matahari menjadi energi kimia yang memungkinkan tanaman hijau hidup dan tumbuh, penelitian kami menunjukkan kalau melanin dapat menggunakan bagian spektrum elektromagnet yang berbeda – radiasi ionisasi – untuk menguntungkan jamur yang memilikinya,” kata peneliti Ekaterina Dadachova.
Sang pemakan radiasi
Efek yang sama pada kemampuan transpor elektron melanin diamati peneliti setelah paparan pada radiasi non ionisasi, sehingga menyarankan kalau jamur melanotik ini dapat pula mampu mengubah radiasi cahaya atau panas untuk pertumbuhannya.
Spesies lain dari jenis bakteri juga ditemukan dan ditemukan di luar lokasi Chernobyl adalah Geobacter metallireducens, yang ditemukan di endapan sungai Potomaik. Selanjutnya ditemukan pula sifat yang sama pada G. sulfurreducens. Para peneliti dari Universitas Massachusetts, Derek Lovley dkk menemukan kalau G. sulfurreducens dapat mengubah uranium yang terlarut di air menjadi senyawa padat bernama uraninite, yang kemudian dapat dibuang.
Referensi populer
Infinity Ward. Call of Duty 4: Modern Warfare (in English). (Activision). (6 November 2007)
Science News, Dark Power: Pigment seems to put radiation to good use, Week of May 26, 2007; Vol. 171, No. 21 , p. 325 by Davide Castelvecchi
Referensi ilmiah
Dadachova E, Bryan RA, Huang X, Moadel T, Schweitzer AD, Aisen P, Nosanchuk JD, Casadevall A. (2007). Rutherford, Julian. ed. “Ionizing radiation changes the electronic properties of melanin and enhances the growth of melanized fungi”. PLoS ONE 2 (5): e457

artikel dikutip dari faktailmiah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini