Danau Tanganyika, danau tertua kedua dan terdalam kedua di dunia, saat ini lebih hangat dibandingkan dengan kondisi temperatur pada 1.500 tahun lalu.
Danau yang terletak di Afrika Timur ini telah mengalami pemanasan yang belum pernah terjadi sebelumnya selama lebih dari satu abad terakhir. Bahkan, suhu di permukaan perairan juga mencapai rekor terpanas. Air hangat yang terkait dengan penurunan produksi ikan, kemungkinan akan berdampak pada stok ikan dimana jutaan orang yang bergantung pada danau ini.
Danau ini terbentuk ketika dua keping kerak benua terbelah, kemudian meluas hingga akhirnya menjadi cekungan selama jutaan tahun. Keretakan ini merupakan bagian dari celah raksasa di Afrika yang pada akhirnya disebut-sebut bisa menciptakan laut baru.
Kini, usia danau Tanganyika sekitar 13 juta tahun dengan kedalaman hampir satu mil atau 1,5 kilometer. Ini adalah danau terdalam kedua di dunia, setelah Danau Baikal di Siberia dengan kedalaman 1,64 kilometer.
Para peneliti mengambil sampel inti dari dasar danau, yang meletakkan sebuah sejarah suhu danau pada 1.500 tahun lalu. Ini adalah rekaman pertama terkait perubahan suhu danau dalam rentang waktu tersebut.
Saat diukur pada 2003, tingkat suhu rata-rata danau adalah 78,8 derajat Fahrenheit (26 derajat Celcius). Ini adalah suhu danau paling hangat dalam periode 1.500 tahun tersebut.
Danau Tanganyika juga mengalami perubahan suhu terbesar pada abad ke-20. Bahkan, perubahan suku tersebut telah mempengaruhi ekosistem unik yang terjadi secara alami. Biasanya, rantai makanan secara alami terangkat dari bagian kedalaman danau bergerak ke atas yang menjadi sumber makanan dan kehidupan bagi ikan-ikan.
"Data kami menunjukkan hubungan yang konsisten antara suhu permukaan danau dan produktivitas (seperti stok ikan)," kata ahli geologi, Jessica Tierney dari Brown University. "Ketika danau semakin hangat, kami perkirakan produktivitas ikan akan menurun. Itu akan mempengaruhi industri perikanan."
Pemanasan global diduga menjadi biang keladi produktivitas danau menurun karena telah menciptakan perbedaan kepadatan air secara mencolok. Air di permukaan menjadi jauh lebih hangat daripada air di kedalaman.
Secara alamiah, air dingin lebih padat daripada air hangat. Kini, air permukaan yang jauh lebih hangat dan kurang padat cenderung untuk menolak atau bercampur dengan air dingin di bawahnya. Ini mengakibatkan angin lebih sulit untuk mengaduk air, siklus nutrisi atau makanan, hingga oksigen antara bagian permukaan dengan bagian dalam danau.
Sejauh ini sekitar 10 juta orang tinggal dekat danau. Mencari ikan adalah mata mata pencaharian dan sumber makanan utama bagi penduduk di sekitar danau. Menurut laporan Proyek Keanekaragaman Hayati Danau Tanganyika pada 2001, sekitar 200.000 ton ikan sarden dan empat spesies ikan lainnya dipanen setiap tahun dari danau ini.
Danau Tanganyika berbatasan dengan Burundi, Republik Demokratik Kongo, Tanzania, dan Zambia. Menurut United Nations Human Development Index, empat negara tersebut termasuk dalam kategori negara-negara termiskin di dunia.
Senin, Mei 17, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
AkarManis
Alpukat
Alzheimer
AMDAL
Antiseptik
Apium graveolens
Asma
Axonopus compressus
Bawang
Benjamin Balansa
Buah
Chelodina
Chelodina mccordi
Cinchona pubescens
Cinchona succirubra
covid
Daun Ketumbar
Deforestasi
Depresi
Desinfektan
EcengPadi
endemik
fauna
flora
Galegeeska revoilii
giant redwood
giant sequoia
GinkoBiloba
Grindelia
Hernia
informasi dunia
informasi hiburan
informasi kehutanan
Informasi Kesehatan
informasi lingkungan
jambu
Jambu Biji
Jejaring Sosial
Jeruk Nipis
Kafein
Kanker Hati
Kayu
Kayu lapis
kehutanan
Kentang
Kepunahan
kera
Kerontokan Rambut
Ketela
Kina
Kompas
Kopi Hitam
Kunyit
Kura-kura
Laboratorium
Lidah Buaya
Limbah
Matematika
Minyak Kemiri
Minyak Rosemary
Monochoria vaginalis
monyet
NAR
Neem
padang rumput
Papan
Papan Partikel
Pezoporus occidentalis
phenylindanes
Phoboscincus bocourti
Plantae
Plywood
Primata
Psidium guajava
Pterodroma cahow
Pulau Rote
Rambut
reptil
Rumput
Rumput Belang
Seledri
Sequoia gigantea
Sequoia wellingtonia
Silva
Singkong
Solenodon cubanus
Spermatophyta
Stres
SUUNTO
teknologi
Tips
topikepalacina
Tradescantia zebrina
Umbi
Yogurt
ZEBRINA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini