Dalam penggunaan bahan pengawet kayu harus diperhatikan sifat-sifat bahan pengawet agar sesuai dengan tujuan pemakaian. Bahan pengawet yang larut dalam air, menggunakan air biasa sebagai bahan pengencer. Bahan pengawet yang larut dalam minyak, menggunakan minyak sebagai bahan pengencer. Bahan pengawet yang berupa minyak, tapi masih dapat diencerkan dengan bermacam-macam minyak.
1. Bahan pengawet larut air
Tipe bahan pengawet ini memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut:
Dijual dalam perdagangan berbentuk garam, larutan pekat, dan tepung.
Tidak mengotori kayu.
Kayu yang sudah diawetkan masih dapat di-finishing (politur atau cat) setelah kayu tersebut dikeringkan terlebih dahulu.
Penetrasi dan retensi bahan pengawet cukup tinggi masuk ke dalam kayu.
Mudah luntur.
Jenis ini baik digunakan untuk mengawetkan kayu yang akan digunakan di dalam rumah (perabot, dan lain-lain) yang umumnya terletak di bawah atap. Dianjurkan, setelah kayu perabot tersebut diawetkan dan dikeringkan, selanjutnya di-finishing. Gunanya untuk menutup permukaan kayu agar bahan pengawet tidak terpengaruh oleh udara lembab, sebab kayu cenderung untuk membasah (sifat higroskopis). Nama-nama bahan pengawet dalam perdagangan antara lain: Tanalith C, Celcure, Boliden, Greensalt, Superwolman C, Borax, Asam Borat, dan lain-lain. Konsentrasi larutan dapat berbeda-beda tergantung tujuan pemakaian kayu setelah diawetkan (rata-rata 5-10%).
2. Bahan pengawet larut minyak
Sifat-sifat umum yang dimiliki sebagai berikut:
Dijual dalam perdagangan berbentuk cairan agak pekat, bubuk (tepung). Pada waktu akan digunakan, dilarutkan lebih dahulu dalam pelarut-pelarut antara lain: solar, minyak disel, residu, dan lain-lain.
Bersifat menolak air, daya pelunturannya rendah, sebab minyak tidak dapat bertoleransi dengan air.
Daya cegah terhadap makhluk perusak kayu cukup baik.
Memiliki bau tidak enak dan dapat merangsang kulit (alergis).
Warnanya gelap dan kayu yang diawetkan menjadi kotor.
Sulit di-finishing karena lapisan minyak yang pekat pada permukaan kayu.
Penetrasi dan retensi agak kurang, disebabkan tidak adanya toleransi antara minyak dan kandungan air pada kayu.
Mudah terbakar.
Tidak mudah luntur.
Nama-nama perdagangan bahan pengawet larut minyak antara lain: PCP (Pentha Chlor Phenol), Rentokil, Cu-Napthenate, Tributyltin-oxide, Dowicide, Restol, Anticelbor, Cuprinol, Solignum, Xylamon, Brunophen, Pendrex, Dieldrien, dan Aldrin.
3. Bahan pengawet berupa minyak
Sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet berupa minyak sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet larut minyak. Penggunaannya diusahakan dijauhkan dari hubungan manusia, karena baunya tidak enak dan mengotori tempat. Penggunaannya dengan metode tertentu. Nama-nama perdagangan yang terkenal antara lain: Creosot, Carbolineum, Napthaline, dan lain-lain. Umumnya penggunaan bahan pengawet larut minyak dan berupa minyak tidak begitu luas dalam penggunaan, orang lebih cenderung menggunakan bahan pengawet yang lain dalam arti mudah dan praktis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini