Minggu, Desember 30, 2012

Berita Perubahan Iklim Terpanas Tahun 2012

Pemanasan global adalah berita panas tahun ini, secara harfiah.

Barangkali cerita iklim pada 2012 yang paling tidak bisa dihindari adalah suhu hangat yang melanda sebagian besar Amerika Serikat dan dunia sepanjang tahun. Gelombang panas mengakibatkan "musim semi terjadi pada Maret" bagi sebagian negara tersebut, dan memecahkan rekor suhu tertinggi di sejumlah tempat.

 
Foto: LiveScience/Ian Joughlin

 Hal tersebut, mau tidak mau, memicu diskusi tentang pemanasan global dan sejauh mana dampak fenomena itu terhadap gejala cuaca ekstrem, dalam hal ini gelombang panas.

Bahkan, para peneliti iklim terkemuka, James Hansen, dari NASA Goddard Institute for Space Studies, dan rekan-rekannya menerbitkan penelitian yang menyebutkan, gelombang panas yang terjadi baru-baru ini "adalah akibat pemanasan global, karena gelombang panas biasanya muncul jika pemanasan global parah."

Tetapi beberapa peneliti iklim lainnya tidak setuju tentang sejauh mana gelombang panas dapat dikaitkan dengan perubahan iklim.

Bencana alam, seperti badai Sandy (sebenarnya sebuah badai campuran) tahun ini, sama seperti badai lainnya pada tahun lalu, memicu pembahasan tentang hubungan antara perubahan iklim dan peningkatan risiko untuk beberapa peristiwa cuaca ekstrem.

Mayoritas warga Amerika tampaknya juga mengait-ngaitkan antara cuaca ekstrem dan perubahan iklim, seperti yang diungkapkan dalam survei yang dilakukan oleh Yale Project  pada Climate Change Communication dan the George Mason University Center for Climate Change Communication.

Pada kenyataannya, menghubungkan setiap peristiwa cuaca tunggal dengan pemanasan global sangatlah rumit, meskipun beberapa peneliti mengatakan bahwa suhu planet yang meningkat mungkin juga turut memperburuk Sandy. "Pengaruh iklim semacam ini adalah apa yang kita sebut sebagai 'kondisi baru yang dianggap normal' sekarang, perubahan lingkungan berpengaruh pada badai ini," kata Kevin Trenberth, yang mengepalai bagian analisis iklim dari National Center for Atmospheric Research kepada LiveScience pada akhir Oktober.

Contohnya, permukaan laut yang lebih hangat — yang merupakan penyebab terjadinya badai — dapat meningkatkan risiko badai lebih intens, kata Trenberth. Selain itu, kenaikan permukaan laut memperburuk risiko banjir, penyebab dari banyaknya kehancuran yang diakibatkan Sandy.

Selain itu, perundingan iklim global hanya sedikit mengalami kemajuan, seperti dalam beberapa tahun terakhir, dalam memperingatkan semua negara agar harus mengurangi emisi gas rumah kaca yang terus meningkat atau akan menghadapi konsekuensi yang dramatis.

Tahun ini juga menjadi tahun yang bersejarah. Es yang menutup permukaan laut Arktik bergerak ke rekor terendah pada September. Seperti pada suhu pemanasan yang tidak biasa, rekor mencairnya es di laut tidak terjadi tiba-tiba.

Dalam beberapa tahun terakhir, es yang menutupi permukaan laut turun ke bawah tingkat rata-rata pada 1979 sampai 2000, dan juga, dekade pertama abad ini merupakan dekade terpanas yang pernah tercatat di seluruh benua dunia, menurut World Meteorological Organization.

Para peneliti yang mempelajari es di laut menyalahkan kombinasi peningkatan mencairnya es akibat fluktuasi alam dan pemanasan yang disebabkan oleh manusia untuk mencairnya es tersebut, meskipun beberapa di antara mereka berbeda pendapat mengenai seberapa besar kontribusi manusia, ungkap Claire Parkinson, seorang ilmuwan senior yang mempelajari iklim di NASA Goddard Space Flight Center, pada September.

Sebelumnya pada tahun ini, Amerika Serikat (penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar), berhasil menurunkan emisi karbondioksida dari penggunaan energi ke level terendah sejak 1992. Penurunan tersebut, seperti diungkapkan Department of Energy, dikaitkan dengan musim dingin yang sejuk, pergeseran dari penggunaan batu bara ke gas alam dan ekonomi yang lambat.

Pada 2011, Amerika Serikat berkontribusi hingga 16 persen terhadap emisi dunia dari penggunaan bahan bakar fosil. Sementara itu, Cina menyumbang emisi terbesar di dunia sebesar 28 persen, seperti dilaporkan Global Carbon Project.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini