Aspartam adalah bahan pemanis rendah kalori pengganti gula biasa (sukrosa). Aspartam memang dikenal sebagai gula diet. Tak mengherankan, bagi wanita yang sedang menjalani program mengurangi berat badan membawa gula diet kemasan sachet ini ke mana-mana.
Selain itu, aspartam juga banyak digunakan untuk minuman ringan dan minuman berenergi.
Selain kandungan rendah kalori, aspartam memiliki beberapa keunggulan, antara lain rasa manis yang hampir sama dengan gula, tanpa rasa pahit, dan tidak merusak gigi.
Gosip miring tentang aspartam kembali marak di masyarakat balakangan ini. Gosip lewat SMS, Blackberry Messenger dan E-mail ini muncul dengan mengatasnamakan IDI dan BPOM. BPOM kemudian mengumumkan bantahannya terkait isu miring ini, dalam surat edaran yang ditulis melalui situs www.pom.go.id.
BPOM menyebutkan, aspartam dikategorikan aman berdasarkan Keputusan Codex stan 192-1995 Rev. 10 Tahun 2009. Codex Alimentarius Commision (CAC) adalah Lembaga Internasional yang ditetapkan FAO/WHO untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjamin terjadinya perdagangan yang jujur.
Beberapa institusi International seperti FDA (Food and Drugs Administration), EFSA (European Food Safety Authority), AMA (American Medical Asociation), JECFA (The Joint Expert Committee on Food Additives), dan lainnya pun menyatakan hal yang sama dengan BPOM bahwa aspartam aman digunakan.
Sehingga dapat dikonsumsi baik oleh penderita diabetes, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Namun demikian, bagi penderita fenilketonuria (penyakit genetik yang sangat langka) tidak dianjurkan mengkonsumsi aspartam. Kasus fenilketonuria sampai saat ini tidak ditemukan di Indonesia.
Hasil penelitian di Amerika dilaporkan bahwa perbandingan penderita fenilketonuria adalah 1: 15.000 orang saja.
Dalam upaya meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya FDA memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan.
Ukuran asupan harian atau acceptable daily intake (ADI) yang diperbolehkan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI untuk aspartam adalah 40 milligram per kilogram. (jon)
Link aspartam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
AkarManis
Alpukat
Alzheimer
AMDAL
Antiseptik
Apium graveolens
Asma
Axonopus compressus
Bawang
Benjamin Balansa
Buah
Chelodina
Chelodina mccordi
Cinchona pubescens
Cinchona succirubra
covid
Daun Ketumbar
Deforestasi
Depresi
Desinfektan
EcengPadi
endemik
fauna
flora
Galegeeska revoilii
giant redwood
giant sequoia
GinkoBiloba
Grindelia
Hernia
informasi dunia
informasi hiburan
informasi kehutanan
Informasi Kesehatan
informasi lingkungan
jambu
Jambu Biji
Jejaring Sosial
Jeruk Nipis
Kafein
Kanker Hati
Kayu
Kayu lapis
kehutanan
Kentang
Kepunahan
kera
Kerontokan Rambut
Ketela
Kina
Kompas
Kopi Hitam
Kunyit
Kura-kura
Laboratorium
Lidah Buaya
Limbah
Matematika
Minyak Kemiri
Minyak Rosemary
Monochoria vaginalis
monyet
NAR
Neem
padang rumput
Papan
Papan Partikel
Pezoporus occidentalis
phenylindanes
Phoboscincus bocourti
Plantae
Plywood
Primata
Psidium guajava
Pterodroma cahow
Pulau Rote
Rambut
reptil
Rumput
Rumput Belang
Seledri
Sequoia gigantea
Sequoia wellingtonia
Silva
Singkong
Solenodon cubanus
Spermatophyta
Stres
SUUNTO
teknologi
Tips
topikepalacina
Tradescantia zebrina
Umbi
Yogurt
ZEBRINA
terkadang mendengar aspartam, masyarakat langsung menilai sesuatu yang buruk seperti "pembunuh dibalik topeng". Padahal tidak tahu apa2 tentang aspartam. Bahkan sekarang di dunia kedokteran. Hal ini langsung dinyatakan buruk tanpa perlu dinilai lebih lanjut. Padahal sesuatu yang "baik", mis: mengkudu ataupun gula, jika dikonsumsi diambang batas wajar, toh akan berdampak buruk..
BalasHapusOleh karena itu, kita tidak boleh menilai tanpa ada penilaian..
Nice share..
Terima kasih buat info barunya..^^
Doni HH
donih09.student.ipb.ac.id