Klasifikasi
Trenggiling sebagai berikut :
Kingdom :
Animalia
Filum : Chordata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Pholidota
Famili :
Manidae
Genus :
Manis
Spesies :
Manis javanica
Trenggiling
termasuk ke dalam ordo pholidota yang artinya bersisik banyak. Hewan ini
memiliki 20 variasi spesies yang ada didunia, salah satu contohnya ialah Manis javanica yang hidup di hutan hujan
tropis dataran rendah yang dapat ditemukan di Asia Tenggara (Indonesia dan
Malaysia). Trenggiling merupakan hewan unik karena memiliki kemampuan untuk
menggulungkan tubuhnya.
Morfologi,
Anatomi dan Tingkah Laku Trenggiling
Hewan ini juga
memiliki morfologi tubuh yang unik. Permukaan tubuh bagian dorsal terdapat
sisik-sisik yang keras dan diantara sisik tersebut terdapat rambut-rambut yang
kasar. Sisik-sisiknya merupakan derivat kulit yang berkembang dari lapisan
basal epidermis. Sisik ini hanya tumbuh pada bagian dorsal tubuhnya dan
berwarna coklat terang, sedangkan pada bagian ventral tubuhnya tidak terdapat sisik
dan hanya terdapat rambut-rambut.
Adapun
ketujuh spesies yang masih hidup adalah sebagai berikut :
1. Trenggiling
India (Manis crassicaudata) ,
terdapat di India dan Srilangka. Panjang tubuh dan kepala speses ini 60 cm,
panjang ekor 45-50 cm. Sisik berwarna coklat muda kekuning-kuningan, kulitnya
berwarna coklat.
2. Trenggiling
Cina (M. Pentadactyla) , terdapat di
Taiwan dan R.R.Cina Selatan. Panjang tubuh dan kepalanya 50-60 cm, ekor 30-40
cm. Warna sisik coklat kehitam-hitaman, sedangkan kulitnya berwarna putih
kelabu.
3. Trenggiling
Jawa ditemukan di Semenanjung Malaysia, Burma, Indocina (Vietnam, Laos,
Kampuchea) dan pulau-pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Panjang kepala dan
tubuh spesies ini 50-60 cm, ekor 50-80 cm. Warna sisik kuning sawo sampai
coklat kehitam-hitaman dan kulit berwarna
agak putih. Ketiga spesies ini berbeda dengan spesies Afrika, antara
lain dengan adanya bulu-bulu diantara sisik.
Di
Afrika terdapat empat spesies yang satu dengan yang lain berbeda.
Trenggiling-pohon-bersisik-kecil (M. tricuspis),
terdapat di rimba raya tropis, mulai dari Sierra Leone sampai Afrika tengah.
Panjang tubuh sampai kepala 35-45 cm, ekor 40-50 cm. Warna sisik kelabu
kecoklat-coklatan sampai coklat tua dan kulitnya berwarna putih.
Trenggiling-berekor-panjang (M.
tetradactyla) yang terdapat di daerah-hutan hujan Afrika lebih panjang
dibandingkan dengan trenggiling –pohon-bersisik kecil. Panjang kepala dan tubuh
hewan ini 30-35 cm, ekor 60-70 cm. Sisik berwarna coklat tua dengan pinggir
kekuning-kuningan, sedangkan kulitnya berwarna coklat tua sampai agak hitam.
Trenggiling raksasa (M. gigantea) juga menghuni hutan-hujan tropis. Panjang
tubuh dan kepala hewan ini 75-80 cm, ekor 55-65 cm. Sisik berwarna coklat
keabu-abuan dan kulit berwarna agak putih. Trenggiling Temminck (M. temminck) hidupnya di padang belukar
Afrika timur, mulai dari Enthiopia sampai propinsi Cape.
Pada hewan
jantan dan betina terdapat perbedaan, yaitu pada trenggiling jantan memiliki
ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan trenggiling betina. Rata-rata
panjang tubuhnya adalah 75-150 cm dengan panjang ekor 45-65% dari panjang total
tubuhnya. Berat tubuh trenggiling sekitar 2 kg. Memiliki ukuran kepala yang
kecil dan mata yang kecil yang dilindungi oleh kelopak mata yang tebal. Kelopak
mata ini berfungsi untuk melundungi mata dari gigitan semut. Trenggiling
memiliki daun telinga berukuran kecil dan bentuknya seperti bulan sabit, juga
memiliki lidah yang dapat menjulur panjang dan dapat dihubungkan oleh oto-otot.
Lidah ini bentuknya ramping dan panjang. Bentuk dari lidahnya akan semakin
menipis dan menyempit pada bagian apex, hal ini membuat lidahtrenggiling
menyerupai cacing dan bersifat lengket, sehingga memudahkan trenggiling untuk
mencari makan.
Tubuh
trenggiling ditunjang oleh empat kaki yang pendek yang tiap-tiap kaki
dilengkapi lima jari dan kuku cakar yang panjang dan melengkung. Kuku cakar pada kaki depan
biasanya lebih panjang berperan ketika trenggiling menggali lubang semut atau
rayap.
Perilaku hewan
ini juga tergolong unik saat mencari makan. Trenggiling merupakan hewan plantigradi,
yaitu hewan yang cara berjalannya dengan suluruh tapak kakinya diatas
tanah, padahal seluruh kakinya dilengkapi oleh kuku-kuku yang panjang, namun
ini tidak menghalangi trenggiling ketika bergerak. Kuku-kukunya akan dilipat ke
dalam dan bertumpu pada bagian luar dari telapak kakinya.
Keunikan yang
dimiliki oleh trenggiling selain hal-hal diatas adalah upaya pertahanan diri
dari predatornya. Trenggiling merupakan satwa yang menjadi mangsa beberapa
jenis karnivora besar di habitat aslinya. Oleh karena itu trenggiling membuat mekanisme
pertahanan diri dengan cara menggulungkan tubuhnya jika terancam.
trenggiling yang menggulungkan tubuhnya. |
Menurut
tipenya trenggiling memiliki 12-16 ruas tulang punggung, 5-6 ruas tulang
pinggang, 2-4 ruas tulang kelangkang dan 21-47 ruas tulangh ekor. Trenggiling
berekor panjang mempunyai ruas tulang belakang yang paling banyak (46-47) dari
semua binatang menyusui. Juga tonjolan berupa pedang tulang dada pada
trenggiling malaysia, trenggiling cina. Pada trenggiling pohon bersisik kecil
dan trenggiling berekor panjang tonjolan berbentuk pedang ini bermuara pada dua
bagian bertulang rawan dan yang pada ujungnya tumbuh menjadi satu, kemudian
pada kedua sisinya terdapat tonjolan bertulang rawan yang menjulur ke depan.
Bentuk penyesuaian ini ada kaitan dengan lidahnya yang sangat panjang.
Trenggiling tidak mempunyai tulang selangka. Kaki belakang yang bentuknya
seperti tiang dengan sol yang besar berperan penting dalam gerakan hewan ini.
Sering berjalan dengan sikap agak tegak dengan kaki depan hampir tak menyentuh
tanah. Ekor yang diulurkan sedikit ke atas tanah bekerja sebgai alat
keseimbangan. Bila hewan ini mengalami iklim yang buruk bagian depan tubuh yang
diangkat, kaki belakang dan ekor dipakai untuk duduk di atasnya. Semua
trenggiling mampu menggulung seperti bola.
Untuk melakukan
gerakan berpindah tempat seperti berjalan dan berlari maka dibutuhkan sepasang
kaki depan dan kaki belakang. Umumnya alat gerak tubuh dibentuk oleh dua unsur,
yaitu alat gerak pasif dan alat gerak aktif. Tulang merupakan alat gerak pasif
yang terbagi menjadi tulang, tulang rawan, ligamentum dan tendo. Tulang dan
tulang rawan membentuk kerangka yang fungsinya untuk memberi bentuk pada tubuh,
melindungi organ-organ tubuh yang lunak, dan tempat melekatnya otot-otot
kerangka. Sedangkan tendo merupakan jaringan yang menghubungkan otot dengan
tulang.
Otot merupakan
alat gerak aktif, ketika otot-otot berkontraksi, otot akan menarik tulang yang
menyebabkan terjadinya gerakan.
Alat gerak hewan
dijalankan oleh tulang-tulang apendikular, yaitu tulang-tulang anggota gerak
tubuh yang terdiri atas tulang pembentuk kaki depan dan kaki belakang. Kaki
depan dan kaki belakang memiliki perbedaan yaitu kaki belakang memiliki
persendian antar tulang dengan tubuh sedangkan kaki depan dihubungkan oleh
otot-otot tubuh. Perbedaan ini dikarenakan fungsi dari kaki depan sebagai
penunjang atau penahan berat tubuh.
Trenggiling
yang hidup di tanah karena kekuatannya yang luar biasa mampu membongkar
gundukan rayap yang paling keras. Serangga dijilat dengan lidahnya yang secara
teratur dibasahi oleh cairan kelenjar ludah. Lambung bekerja sebagai alat
pengunyah. Karena hewan ini tidak bergigi, semut dan rayap sampai di lambung
secara utuh kemudian dihaluskan disana. Untuk itu, lambung tidak dilapisi
selaput lendir melainkan epitel pipih berlapis zat tanduk. Trenggiling pohon
bersisik kecil dapat memakan serangga sampai 200 gram satu malam. Treenggiling
raksasa dapat melahap lebih banyak lagi. Karena tidak hanya memakan serangga
dari gundukan rayap, maka ia juga memakan berbagai jenis semut dan rayap yang
lalu-lalang pada malam hari.
Trenggiling
memiliki sepasang puting. Trenggiling berekor panjang dan trenggiling pohon
bersisik kecil hidup sendiri-sendiri. Jantan dan betina hanya bertemu pada
musim kawin. Pada tipe-tipe yang hidup di Asia nampak tinggal berpasangan di
lubang atau goa bawah tanah. Dulu trenggiling dikelompokan sebagai Edentata bersama kus-kus,
pemakan-pemakan semut lain, dan armadilo, tetapi sekarang dianggap sebagai ordo
tersendiri, yakni pholidota.
Trenggiling
memiliki struktur anatomi untuk reproduksi yang tidak berbeda dengan mamalia
lainnya dan memiliki kelenjar susu
sebanyak dua pasang. Trenggiling diperkirakan berkembangbiak pada musim gugur
atau kemarau dan melahirkan dimusim hujan dan semi. Jumlah anak yang dilahirkan
umumnya satu ekor dan lama kebuntingan rata-rata sekitar empat bulan. Masa
sapih anak trenggiling sekitar tiga bulan dan kematangan seksual dicapai pada
saat anak berumur satu tahun. Induk trenggiling diperkirakan dapat bereproduksi
sepanajang tahun. Tidak banyak informasi yang dapat disampaikan mengenai
reproduksi ini.
anak trenggiling yang berada diatas ekor induknya. |
Ini berhubungan
dengan aktivitas makan dan minum pada trenggiling, yaitu defekasi dan urinasi.
Defekasi ialah aktivitas membuang metabolisme dalam bentuk padat dan urinasi
dilakukan dengan cara membuang metabolisme dalam bentuk cair
sumber http://manisjavani.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini