Salah satu misteri terbesar dalam biologi adalah mengapa sel menua.
Sekarang para ilmuan dari Lembaga Studi Biologi Salk melaporkan kalau
mereka telah menemukan sebuah kelemahan dalam sebuah komponen sel otak
yang dapat menjelaskan bagaimana proses penuaan terjadi di otak.
Para ilmuan menemukan kalau protein
tertentu, yang disebut protein berusia sangat panjang (extremely
long-lived proteins – ELLP), yang ditemukan di permukaan inti sel
syaraf, memiliki rentang usia sangat panjang.
Sementara
rentang hidup sebagian besar protein hanya dua hari atau kurang, para
peneliti Lembaga Salk menemukan ELLP dalam otak tikus sama tuanya dengan
organisme tersebut, temuan yang mereka laporkan tanggal 3 Februari 2012
dalam jurnal Science.
Para
ilmuan Salk adalah yang pertama menemukan mesin intrasel esensial yang
komponennya mencakup protein setua ini. Hasil mereka menunjukkan kalau
protein tersebut hidup sepanjang usia individu, tanpa digantikan.
ELLP
menyusun saluran transport di permukaan inti sel; gerbang yang
mengendalikan bahan apa yang masuk dan keluar. Usianya yang panjang
mungkin menguntungkan jika tidak untuk kerusakan dan kerobekan yang
dirasakan protein ini seiring waktu. Berbeda dengan protein lain di
tubuh, ELLP tidak digantikan ketika mereka mengalami perubahan akibat
modifikasi kimia dan kerusakan lainnya.
Kerusakan
pada ELLP melemahkan kemampuan saluran transport tiga dimensi yang
teridri dari potein ini untuk menjaga inti sel dari racun, kata Martin
Hetzer, professor Laboratorium Biologi Sel
dan Molekuler Salk, yang mengepalai penelitian ini. Racun ini dapat
mengubah DNA sel dan karenanya aktivitas gen, menghasilkan penuaan sel.
Di
danai oleh Yayasan Medis Ellison dan Yayasan Penelitian Medis Glenn,
kelompok peneliti Hetzer adalah satu-satunya lab di dunia yang
menyelidiki peran saluran transport ini, yang disebut komplek pori inti
(nuclear pore complex – NPC), dalam proses penuaan.
Studi
sebelumnya telah mengungkapkan kalau pengubahan ekspresi gen berada di
balik sel penuaan. Namun, hingga penemuan lab Hetzer kalau NPC mamalia
memiliki sebuah Achilles’ heel yang memungkinkan racun perusak DNA
memasuki inti sel, masyarakat ilmiah telah memiliki beberapa petunjuk
kuat mengenai bagaimana perubahan gen ini terjadi.
“Tampilan
dasar penuaan adalah penurunan keseluruhan kapasitas fungsional
berbagai organ seperti jantung dan otak,” kata Hetzer. “Penurunan ini
diperoleh dari peluruhan homeostasis, atau stabilitas internal, dalam
sel penyusun organ tersebut. Penelitian terbaru dalam beberapa
laboratorium telah menghubungkan peluruhan homeostasis protein dengan
penurunan fungsi sel.”
Hasil yang
dilaporkan Hetzer dan timnya menunjukkan kalau penurunan fungsi sel
syaraf dapat berasal dari ELLP yang meluruh sebagai hasil kerusakan
seiring waktu.
“Sebagian besar sel,
namun tidak sel syaraf, menghadapi peluruhan fungsi komponen protein
mereka lewat proses penggantian protein, yang secara potensial merusak
bagian dari protein yang digantikan dengan salinan fungsional barunya,”
kata Hetzer.
“Penemuan kami juga
menunjukkan kalau peluruhan pori inti dapat menjadi mekanisme penuaan
umum yang membawa pada kerusakan berkait penuaan dalam fungsi inti sel,
seperti hilangnya program ekspresi gen kemudaan,” tambahnya.
Penemuan
ini dapat terbukti relevan dengan pemahaman asal usul molekuler penuaan
dan gangguan neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer dan penyakit
Parkinson.
Dalam studi sebelumnya,
Hetzer dan timnya menemukan filament besar dalam inti sel syaraf tikus
tua, yang asal usulnya terlacak ke sitoplasma. Filament demikian telah
berkaitan dengan penyakit neurologis seperti penyakit Parkinson. Apakah
molekul yang salah letak merupakan penyebab atau hasil dari penyakit ini
belum ditentukan.
Juga dalam
penelitian sebelumnya, Hetzer dan timnya mendokumentasikan penurunan
tergantung usia dalam fungsionalitas NPC dalam sel syaraf tikus menua
yang sehat, yang merupakan model laboratorium biologi manusia.
Tim
Hetzer mencakup koleganya dari Lembaga Salk serta John Yates III,
seorang professor dari Jurusan Fisiologi Kimia di Lembaga Penelitian
Scripps.
Ketika Hetzer memutuskan
tiga tahun lalu untuk menyelidiki apakah NPC berperan dalam memicu atau
membantu pemunculan penuaan dan penyakit neurodegeneratif lainnya,
beberapa anggota masyarakat ilmiah telah memperingatkannya kalau studi
demikian terlalu kabur dan akan sulit serta mahal untuk dijalankan.
Namun Hetzer tetap melakukannya.
dikutip dari faktailmiah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini