Selasa, Maret 23, 2010
Jenis- jenis Hama dan Pengendaliannya
1. Belalang kayu (Valanga nigricornis)
a. Gejala serangan
Daun yang dinamakan terlihat dicabik-cabik tidak teratur. Gejala serangan yang berat, tinggal hanya tulang dan daun saja.
b. Pengendalian
• Secara mekanis
Telur belalang didalam tanah diambil, demikian juga nimfa yang ada diberikan kepada ayam.
Gambar . Belalang kayu (Valanga nigricornis)
• Secara kimiawi
Pengendalian scara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan phosdrin, diazinon, basudin, dan insektisida lainnya
• Secara biologis
Pengendalian secara biologis dilakukan dengan merawat kumbang endol yang lawanya sebagai parasite telur belalang.
• Kultur teknis
Pengendalian dengan kultur teknis adalah dengan pengaturan pada penanganan.
2. Jangkrik (Gryllus mitratus)
a. Biologi hama
Hidup diberbagai habitat baik lingkungan basah ataupun kering, terutama dinaungi rumput-rumput, juga ditemukan ditemukan dirumah-rumah. Sisa-sisa tanaman yang masih lembab (jerami), dipertanaman kopi, teh, karet dan ketela pohon. Telur diletakkan di tanah atau disisipkan ketanaman. Beberapa jenis pandai menyanyi. Merupakan serangga yang aktif pada malam hari (noktunal).
Gambar . Jangkrik (Gryllus mitratus)
b. Gejala serangan
Gryllus mitratus memakan tanaman sayuran, rumput-rumputan, gulma, dan yang lainnya. Pinggiran daun yang dimakan oleh jangkrik akan terasa sangat kasar.
c. Pengendalian
Dengan menggunakan lampu atau door pada malam hari, biasanya jangkrik-jangkrik akan berdatangan. Kemudian tinggal menangkap, yang jantan dapat dijual kepasar dan yang betina dapat dijadikan sebagai makanan ayam.
3. Belalang pedang (Sexava sp.)
a. Biologi hama
Telur : Diletakkan induk dengan disisipkan pada jaringan tanaman menggunakan ovipositornya
Nimfa : Nimfa berwarna hijau
Imago : Ada yang bersayap, ada yang tidak. Warna sayap hijau, tetapi ada yang dapat menyamar dengan warna coklat.
Gambar . Belalang pedang (Sexava sp.)
b. Gejala serangan
Hidup di rerumputan atau pertanaman padi yang siap panen. Serangga aktif pada malam hari. Sexava sp. menyerang tanaman kelapa.
c. Pengendalian
Pengendalian biologi dengan menggunakan herbisida, predator akan memangsanya biasanya menggunakan Stagmomantis carolina.
4. Rayap (Captotermes curvignatus)
Gambar . Rayap (Captotermes curvignatus)
a. Biologi hama
Perilaku rayap ini mirip rayap tanah seperti macrotermes, namun perbedaan utama adalah kemampuan captotermes untuk bersarang didalam kayu yang diserangnya. Walaupun tidak ada hubungan dengan tanah, asal saja sarang tersebut sekali-kali memperoleh lembab, misalnya tetesan air hujan dari atap bangunan yang besar.
b. Gejala serangan
Pohon yang terserang rayap C. curvignatus tidak menunjukkan gejala awal yang jelas kecuali pada saat pohon akan mati yang ditunjukkan oleh perubahan warna daun. Pada umumnya, bagian pangkal batang pohon yang terserang rayap mengalami kerusakan yang cukup parah dan dapat dengan mudah patah oleh tiupan angina.
c. Pengendalian
• pengendalian kimiawi dapat berupa penyemprotan batang, injeksi pada batang tanaman, penyiraman (drenching) disekitar system perakaran, perlakuan pada lubang tanam dan pembasimian sarang.
• Pengendalian non-kimiawi yang berupa teknik budidaya, sanitasi dan pengendalian secara mekanis, pengendalian hayati, dan pengendalian secara terpadu.
5. Kumbang kalajengking (Oryctes rhinoceros)
a. Biologi hama
Dewasa aktif pada malam hari dan tertarik cahaya. Induk meletakkan telur dekat dengan daun-daun yang mulai membusuk atau tempat-tempat yang tersembunyi. Berpupa dekat pangkal batang. Larva menyukai tempat-tempat yang tidak berlempung, sebagai perusak akar. Hampir semua fase dewasa bertindak sebagai hama.
Gambar . Kumbang kalajengking (Oryctes rhinoceros)
b. Gejala serangan
Pada pohon kelapa mempunyai ciri kerusakan yang khas yaitu daun sebagaian hilang dan bila membuka daun kelapa nampak seperti berbentuk kipas/ada deretan lubang-lubang besar di daun. Bagian yang dirusak hama ini akan digunakan oleh hama lain untuk menyerang tanaman yang sama, sehingga kerusakan semakin berat.
c. Pengendalian
Pengendaian kumbang kalajengking secara konvensional dilakukan dengan cara pengutipan dan menggunakan insektisida kimiawi. Namun, cara tersebut dinilai tidak efektif dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Pengendaian lain adalah dengan menggunakan feromon sebagai insektisida alami yang merupakan bahan pengantar serangga pada pasangan seksualnya, sekaligus mangsa, tanaman ingan, dan tempat berkembang.
6. Kupu-kupu coklat (Saturnidae sp.)
a. Biologi hama
Serangga ini berukuran sedang sampai besar, sayap biasanya dengan spot mata kupu-kupu terbang malam dengan sayap besar . sangat lebat biasanya dengan bentangan lebar, sayap belakang dengan hanya 1 vena anal sayap dengan sel diskal terbuka. Ukuran tubuh jantan lebih besar dari yang betina. Larva besar dengan dan duri-duri/rambut-rambut.
Gambar . Kupu-kupu coklat (Saturnidae sp.)
b. Gejala serangan
Larvanya menjadi hama dengan menggigit dan mengunyah daun-daun hingga robek. Selain itu hama ini juga menyerang buah-buah, membuat buah menjadi busuk. Daun-daun yang dihinggapi telur serangga ini akan menjadi makanannya setelah telur-telur tersebut menetas nantinya.
c. Pengendalian
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu penganan langsung pada bagian tanaman yang diserang yaitu daun, dengan cara memotong atau memangkas.
7. Kupu-kupu putih (Satyridae sp.)
a. Biologi hama
Hama ini memiliki beberapa vena sayap depan menebal pada pangkalnya, sayap depan sekurang-kurangnya berbentuk segitiga. Antenna membesar pada pucuknya, biasanya berwarna coklat atau abu-abu dengan spot seperti mata pada sayap.
b. Gejala serangan
Serangan dari hama ini ditandai dengan bagian daun yang berlubang-lubang atau robek. Hama ini menyerang tanaman-tanaman pertanian dan kehutanan.
Gambar . Kupu-kupu putih (Satyridae sp.)
c. Pengendalian
Untuk mengatasi serangan hama dari family Satyridae ini adalah dengan cara mekanis yaitu dengan memotong atau memangkas bagian tanaman yang diserangnya yaitu daun.
8. Semut api (Oecophylla smaragdina)
Gambar . Semut api (Oecophylla smaragdina)
a. Biologi hama
Ruas pertama abdomen berbentuk seperti bonggol yang tegak. Mempunyai antena sebanyak 13 ruas atau kurang dan sangat menyiku, ruas pertama panjang. Susunan vena normal atau agak mereduksi. Tidak berambut banyak.
b. Gejala serangan
Memakan tanaman.
c. Pengendalian
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara memungut (manual) dan secara teknis dengan menggunakan insektisida atau bahan kimia laninnya.
9. Belalang sembah (Stagmomantis carolina)
a. Biologi hama
Telur : Diletakkan diranting atau bagian pohon lain yang berlubang.
Nimfa : Nimfa yang akan muncul jumlahnya ratusan.
Imago : Bergerak lambat, belalang betina memakan yang jantan setelah perkawinan.
Gambar . Belalang sembah (Stagmomantis carolina)
b. Gejala serangan
Belalang jenis ini memangsa berbagai serangga yang ukuranya lebih kecil dari ukuran badannya.
c. Pengendalian
Pada dasarnya, Stagmomantis carolina adalah predator sehingga tidak perlu dikendalikan. Namun, apabila keberadaanya berlebihan perlu dilakukan pengendalian. Salah satu bentuk pengendaliannya adalah dengan menggunakan insektisida atau bahan kimia lainnya.
a. Kumbang klik (Elateridae sp.)
a. Biologi hama
Bagian muka tidak mampat membulat, kenampakannya tidak metalik. Tubuh memanjang, antena biasanya serate, mempunyai ukuran tubuh sekitar 12-30 mm, ujung belakang kumbang ini kronotum memanjang.
Gambar. Kumbang klik (Elateridae sp.)
b. Gejala serangan
Kumbang klik merupakan salah satu hama pada tanaman kacang-kacangan, kapas, kentang, jagung, tebu, padi, tembakau, dan bunga. Beberapa jenis larva sangat merusak akar tapi sebagian lagi aktif sebagai predator.
c. Pengendalian
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida, dapat juga dilakukan dengan pengendalian secara manual yaitu dengan menangkap langsung serangga tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
AkarManis
Alpukat
Alzheimer
AMDAL
Antiseptik
Apium graveolens
Asma
Axonopus compressus
Bawang
Benjamin Balansa
Buah
Chelodina
Chelodina mccordi
Cinchona pubescens
Cinchona succirubra
covid
Daun Ketumbar
Deforestasi
Depresi
Desinfektan
EcengPadi
endemik
fauna
flora
Galegeeska revoilii
giant redwood
giant sequoia
GinkoBiloba
Grindelia
Hernia
informasi dunia
informasi hiburan
informasi kehutanan
Informasi Kesehatan
informasi lingkungan
jambu
Jambu Biji
Jejaring Sosial
Jeruk Nipis
Kafein
Kanker Hati
Kayu
Kayu lapis
kehutanan
Kentang
Kepunahan
kera
Kerontokan Rambut
Ketela
Kina
Kompas
Kopi Hitam
Kunyit
Kura-kura
Laboratorium
Lidah Buaya
Limbah
Matematika
Minyak Kemiri
Minyak Rosemary
Monochoria vaginalis
monyet
NAR
Neem
padang rumput
Papan
Papan Partikel
Pezoporus occidentalis
phenylindanes
Phoboscincus bocourti
Plantae
Plywood
Primata
Psidium guajava
Pterodroma cahow
Pulau Rote
Rambut
reptil
Rumput
Rumput Belang
Seledri
Sequoia gigantea
Sequoia wellingtonia
Silva
Singkong
Solenodon cubanus
Spermatophyta
Stres
SUUNTO
teknologi
Tips
topikepalacina
Tradescantia zebrina
Umbi
Yogurt
ZEBRINA
Bahan untuk kuliah cowok mega neh..hihihih...
BalasHapuskasih tau dia dulu ah....
makasih infonya...
Salam BaBlogLo.blogspot.com
Makasih ya dah dishare... moga tulisannya bisa lebih diperlengkap... ^_^
BalasHapus