Sabtu, Maret 01, 2014

Deskripsi Trenggiling

Klasifikasi Trenggiling sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas              : Mammalia
Ordo               : Pholidota
Famili              : Manidae
Genus              : Manis
Spesies            : Manis javanica

Trenggiling termasuk ke dalam ordo pholidota yang artinya bersisik banyak. Hewan ini memiliki 20 variasi spesies yang ada didunia, salah satu contohnya ialah Manis javanica yang hidup di hutan hujan tropis dataran rendah yang dapat ditemukan di Asia Tenggara (Indonesia dan Malaysia). Trenggiling merupakan hewan unik karena memiliki kemampuan untuk menggulungkan tubuhnya.



Morfologi, Anatomi dan Tingkah Laku Trenggiling

Hewan ini juga memiliki morfologi tubuh yang unik. Permukaan tubuh bagian dorsal terdapat sisik-sisik yang keras dan diantara sisik tersebut terdapat rambut-rambut yang kasar. Sisik-sisiknya merupakan derivat kulit yang berkembang dari lapisan basal epidermis. Sisik ini hanya tumbuh pada bagian dorsal tubuhnya dan berwarna coklat terang, sedangkan pada bagian ventral tubuhnya tidak terdapat sisik dan hanya terdapat rambut-rambut.
 
 
Adapun ketujuh spesies yang masih hidup adalah sebagai berikut :
1.      Trenggiling India (Manis crassicaudata) , terdapat di India dan Srilangka. Panjang tubuh dan kepala speses ini 60 cm, panjang ekor 45-50 cm. Sisik berwarna coklat muda kekuning-kuningan, kulitnya berwarna coklat.
2.    Trenggiling Cina (M. Pentadactyla) , terdapat di Taiwan dan R.R.Cina Selatan. Panjang tubuh dan kepalanya 50-60 cm, ekor 30-40 cm. Warna sisik coklat kehitam-hitaman, sedangkan kulitnya berwarna putih kelabu.
3.      Trenggiling Jawa ditemukan di Semenanjung Malaysia, Burma, Indocina (Vietnam, Laos, Kampuchea) dan pulau-pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Panjang kepala dan tubuh spesies ini 50-60 cm, ekor 50-80 cm. Warna sisik kuning sawo sampai coklat kehitam-hitaman dan kulit berwarna  agak putih. Ketiga spesies ini berbeda dengan spesies Afrika, antara lain dengan adanya bulu-bulu diantara sisik.
Di Afrika terdapat empat spesies yang satu dengan yang lain berbeda. Trenggiling-pohon-bersisik-kecil (M. tricuspis), terdapat di rimba raya tropis, mulai dari Sierra Leone sampai Afrika tengah. Panjang tubuh sampai kepala 35-45 cm, ekor 40-50 cm. Warna sisik kelabu kecoklat-coklatan sampai coklat tua dan kulitnya berwarna putih. Trenggiling-berekor-panjang (M. tetradactyla) yang terdapat di daerah-hutan hujan Afrika lebih panjang dibandingkan dengan trenggiling –pohon-bersisik kecil. Panjang kepala dan tubuh hewan ini 30-35 cm, ekor 60-70 cm. Sisik berwarna coklat tua dengan pinggir kekuning-kuningan, sedangkan kulitnya berwarna coklat tua sampai agak hitam. Trenggiling raksasa (M. gigantea) juga menghuni hutan-hujan tropis. Panjang tubuh dan kepala hewan ini 75-80 cm, ekor 55-65 cm. Sisik berwarna coklat keabu-abuan dan kulit berwarna agak putih. Trenggiling Temminck (M. temminck) hidupnya di padang belukar Afrika timur, mulai dari Enthiopia sampai propinsi Cape.

Pada hewan jantan dan betina terdapat perbedaan, yaitu pada trenggiling jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan trenggiling betina. Rata-rata panjang tubuhnya adalah 75-150 cm dengan panjang ekor 45-65% dari panjang total tubuhnya. Berat tubuh trenggiling sekitar 2 kg. Memiliki ukuran kepala yang kecil dan mata yang kecil yang dilindungi oleh kelopak mata yang tebal. Kelopak mata ini berfungsi untuk melundungi mata dari gigitan semut. Trenggiling memiliki daun telinga berukuran kecil dan bentuknya seperti bulan sabit, juga memiliki lidah yang dapat menjulur panjang dan dapat dihubungkan oleh oto-otot. Lidah ini bentuknya ramping dan panjang. Bentuk dari lidahnya akan semakin menipis dan menyempit pada bagian apex, hal ini membuat lidahtrenggiling menyerupai cacing dan bersifat lengket, sehingga memudahkan trenggiling untuk mencari makan.
Tubuh trenggiling ditunjang oleh empat kaki yang pendek yang tiap-tiap kaki dilengkapi lima jari dan kuku cakar yang panjang dan  melengkung. Kuku cakar pada kaki depan biasanya lebih panjang berperan ketika trenggiling menggali lubang semut atau rayap.
Perilaku hewan ini juga tergolong unik saat mencari makan. Trenggiling merupakan hewan plantigradi, yaitu hewan yang cara berjalannya dengan suluruh tapak kakinya diatas tanah, padahal seluruh kakinya dilengkapi oleh kuku-kuku yang panjang, namun ini tidak menghalangi trenggiling ketika bergerak. Kuku-kukunya akan dilipat ke dalam dan bertumpu pada bagian luar dari telapak kakinya.

Keunikan yang dimiliki oleh trenggiling selain hal-hal diatas adalah upaya pertahanan diri dari predatornya. Trenggiling merupakan satwa yang menjadi mangsa beberapa jenis karnivora besar di habitat aslinya. Oleh karena itu trenggiling membuat mekanisme pertahanan diri dengan cara menggulungkan tubuhnya jika terancam. 

trenggiling yang menggulungkan tubuhnya.



Menurut tipenya trenggiling memiliki 12-16 ruas tulang punggung, 5-6 ruas tulang pinggang, 2-4 ruas tulang kelangkang dan 21-47 ruas tulangh ekor. Trenggiling berekor panjang mempunyai ruas tulang belakang yang paling banyak (46-47) dari semua binatang menyusui. Juga tonjolan berupa pedang tulang dada pada trenggiling malaysia, trenggiling cina. Pada trenggiling pohon bersisik kecil dan trenggiling berekor panjang tonjolan berbentuk pedang ini bermuara pada dua bagian bertulang rawan dan yang pada ujungnya tumbuh menjadi satu, kemudian pada kedua sisinya terdapat tonjolan bertulang rawan yang menjulur ke depan. Bentuk penyesuaian ini ada kaitan dengan lidahnya yang sangat panjang. Trenggiling tidak mempunyai tulang selangka. Kaki belakang yang bentuknya seperti tiang dengan sol yang besar berperan penting dalam gerakan hewan ini. Sering berjalan dengan sikap agak tegak dengan kaki depan hampir tak menyentuh tanah. Ekor yang diulurkan sedikit ke atas tanah bekerja sebgai alat keseimbangan. Bila hewan ini mengalami iklim yang buruk bagian depan tubuh yang diangkat, kaki belakang dan ekor dipakai untuk duduk di atasnya. Semua trenggiling mampu menggulung seperti bola.

Untuk melakukan gerakan berpindah tempat seperti berjalan dan berlari maka dibutuhkan sepasang kaki depan dan kaki belakang. Umumnya alat gerak tubuh dibentuk oleh dua unsur, yaitu alat gerak pasif dan alat gerak aktif. Tulang merupakan alat gerak pasif yang terbagi menjadi tulang, tulang rawan, ligamentum dan tendo. Tulang dan tulang rawan membentuk kerangka yang fungsinya untuk memberi bentuk pada tubuh, melindungi organ-organ tubuh yang lunak, dan tempat melekatnya otot-otot kerangka. Sedangkan tendo merupakan jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang.
Otot merupakan alat gerak aktif, ketika otot-otot berkontraksi, otot akan menarik tulang yang menyebabkan terjadinya gerakan.
Alat gerak hewan dijalankan oleh tulang-tulang apendikular, yaitu tulang-tulang anggota gerak tubuh yang terdiri atas tulang pembentuk kaki depan dan kaki belakang. Kaki depan dan kaki belakang memiliki perbedaan yaitu kaki belakang memiliki persendian antar tulang dengan tubuh sedangkan kaki depan dihubungkan oleh otot-otot tubuh. Perbedaan ini dikarenakan fungsi dari kaki depan sebagai penunjang atau penahan berat tubuh.


Trenggiling yang hidup di tanah karena kekuatannya yang luar biasa mampu membongkar gundukan rayap yang paling keras. Serangga dijilat dengan lidahnya yang secara teratur dibasahi oleh cairan kelenjar ludah. Lambung bekerja sebagai alat pengunyah. Karena hewan ini tidak bergigi, semut dan rayap sampai di lambung secara utuh kemudian dihaluskan disana. Untuk itu, lambung tidak dilapisi selaput lendir melainkan epitel pipih berlapis zat tanduk. Trenggiling pohon bersisik kecil dapat memakan serangga sampai 200 gram satu malam. Treenggiling raksasa dapat melahap lebih banyak lagi. Karena tidak hanya memakan serangga dari gundukan rayap, maka ia juga memakan berbagai jenis semut dan rayap yang lalu-lalang pada malam hari.
Trenggiling memiliki sepasang puting. Trenggiling berekor panjang dan trenggiling pohon bersisik kecil hidup sendiri-sendiri. Jantan dan betina hanya bertemu pada musim kawin. Pada tipe-tipe yang hidup di Asia nampak tinggal berpasangan di lubang atau goa bawah tanah. Dulu trenggiling dikelompokan sebagai Edentata bersama kus-kus, pemakan-pemakan semut lain, dan armadilo, tetapi sekarang dianggap sebagai ordo tersendiri, yakni pholidota.

Trenggiling memiliki struktur anatomi untuk reproduksi yang tidak berbeda dengan mamalia lainnya dan  memiliki kelenjar susu sebanyak dua pasang. Trenggiling diperkirakan berkembangbiak pada musim gugur atau kemarau dan melahirkan dimusim hujan dan semi. Jumlah anak yang dilahirkan umumnya satu ekor dan lama kebuntingan rata-rata sekitar empat bulan. Masa sapih anak trenggiling sekitar tiga bulan dan kematangan seksual dicapai pada saat anak berumur satu tahun. Induk trenggiling diperkirakan dapat bereproduksi sepanajang tahun. Tidak banyak informasi yang dapat disampaikan mengenai reproduksi ini.

anak trenggiling yang berada diatas ekor induknya.

Ini berhubungan dengan aktivitas makan dan minum pada trenggiling, yaitu defekasi dan urinasi. Defekasi ialah aktivitas membuang metabolisme dalam bentuk padat dan urinasi dilakukan dengan cara membuang metabolisme dalam bentuk cair


sumber http://manisjavani.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila teman suka dengan tulisan di atas
saya berharap teman-teman menuliskan komentarnya
tapi tolong komentar yang sopannya
mari kita jaga sopan santun di dunia maya ini